Zonasi Harus Diimbangi Dengan Pemerataan Kualitas Pendidikan

Anggota Komisi X DPR RI Noor Achmad Foto : Hendra/mr
Anggota Komisi X DPR RI Noor Achmad menyoroti perlunya peningkatan pemerataan kualitas pendidikan antar sekolah-sekolah di masyarakat dalam menyikapi polemik kebijakan zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sudah berlangsung selama 3 tahun ini. Pasalnya ada kecenderungan untuk sekolah dengan jumlah penduduk sekitar yang padat akan mendapatkan jumlah siswa yang overload, namun akan terjadi kekurangan siswa untuk daerah dengan jumlah masyarakat sekitar yang sedikit.
“Beberapa sekolah ada yang kurang murid, tetapi ada juga sekolah yang terlalu banyak murid. Ini juga jadi catatan bersama, barangkali sekolah yang dekat perumahan yang padat itu pasti akan kebanyakan murid karena zonasi, tapi sekolah yang jauh dari perumahan akan kekurangan murid," ungkapnya saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI ke Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (27/6/2019).
Politisi Partai Golkar itu menambahkan, begitu juga dengan sekolah yang berada di kota yang umumnya sekolah favorit pada akhirnya hanya diikuti oleh anak-anak kota. Oleh karena itu, jika permasalahan ini yang terjadi, maka harus ada pemerataan kualitas sekolah. Artinya sekolah yang favorit jangan hanya ada di kota tapi perlu ada di desa, terutama di dekat perumahan padat.
“Nanti kita akan bicarakan secara serius, yakni sarana dan prasarana. Artinya pemerintah pusat perhatian untuk meningkatkan kualitas, sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga tidak ada guru yang favorit yang bagus mengajar di sebuah SMA favorit yang hanya diikuti oleh anak-anak di lingkungan kota. Harus ada sarana dan pemerataan guru supaya proses penyidikan berimbang," ujar Noor Achmad.
Usai berdiskusi dengan stakeholder terkait seperti Wakil Bupati Kendal, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, PGRI, sejumlah kepala sekolah negeri dan swasta, Noor Achmad berdiskusi tentang problematika sistem zonasi yang perlu ditinjau ulang. Seperti muncul pertanyaan manakala sistem zonasi diberlakukan apakah itu tidak membuat anak itu jadi apatis dan lemah sehingga tidak belajar karena ada optimisme akan diterima di sekolah favorit karena sekolahnya dekat dengan rumah.
“Dari diskusi tersebut kemudian mereka mengusulkan agar ada tambahan dari jalur prestasi, karena jalur prestasi ini akan mengakibatkan sebuah kompetisi yang bagus di antara anak-anak tersebut," ungkap legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah II itu.
Meski demikian, berdasarkan paparan yang dijelaskan ternyata hingga saat ini tak ada persoalan serius mengenai PPDB di Kabupaten Kendal. Hanya saja kedepannya, distribusi kualitas pendidikan harus segera diratakan. "Saya apresiasi terhadap apa yang disampaikan teman-teman dari Kabupaten Kendal. Mereka sudah membuat analisa yang cukup bagus," pungkas Noor Achmad. (hs/sf)