Masalah Klasik Masih Jadi Penghambat di Jajaran Kemenkeu Sumut

09-12-2014 / KOMISI XI

Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) dibandingkan jumlah Wajib Pajak, masih minimnya sarana dan prasarana terutama dukungan Teknologi Informasi (TI) serta luas wilayah geografis yang belum didukung infrastruktur yang memadai menjadi kendala bersama di jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam merealisasikan target penerimaan negara.

Hal tersebut mengemuka saat Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI bertemu dengan jajaran Kemenkeu Provinsi Sumut, Senin (8/12).

"Kami ingin mendapatkan data dan informasi terkini terkait pelaksanaan tugas-tugas jajaran Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Utara, ungkap Ketua Tim Kunker Komisi XI Gus Irawan Pasaribu dalam sambutannya.

Lebih lanjut, politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, bahwa Kunjungan Kerja tersebut merupakan bagian dari kewajiban konstitusional dewan dalam rangka melakukan pengawasan dan mengawal program dan kebijakan Pemerintah sesuai UU No.17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

"Kita sudah di penghujung tahun 2014, sangat penting bagi kami selaku anggota dewan mengetahui sejauh mana capaian kinerja jajaran Kemenkeu Provinsi Sumut karena akan mempengaruhi hasil secara keseluruhan di tingkat pusat (nasional)," ujar Gus Irawan.

Hadir dalam pertemuan tersebut jajaran Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Utara antara lain Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pajak, Kanwil Ditjen Bea Cukai, Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara.

Kepala Kanwil Ditjen Bea Cukai Sumut, Harry Mulya, yang mewakili jajaran Kemenkeu Provinsi Sumut mengakui bahwa secara umum yang menjadi kendala adalah terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM), luas wilayah geografis yang tidak didukung infrastruktur, serta sarana dan prasarana yang belum memadai.

"Namun demikian, secara spesifik setiap Kanwil memiliki masalah sekaligus menjadi tantangan tersendiri dalam rangka mencapai target yang diharapkan pemerintah pusat," jelas Harry.

Harry juga mengharapkan hasil dari pertemuan dengan Komisi XI tersebut bisa menjadi bahan masukan dan dapat diteruskan ke jajaran Kemenkeu Pusat.

Rombongan Tim Kunker Komisi XI dipimpin Gus Irawan Pasaribu didampingi M. Prakosa, Hendrawan Supratikno, M. Idris Laena, M. Misbakhun, Andi Achmad Dara, Haerul Saleh, Wilgo Zaenar, Yasti Soepredjo Mokoagow, Ahmad Najib Qudratullah, Rudi Hartono Bangun, Rooslynda Marpaung, Bertu Merlas, Karsiyah, Ecky Awal Mucharam, Achmad Hatari. (Naefuroji), foto : naefurodji/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...