Annisa Mahesa: Pentingnya Literasi Masyarakat atas LPS

02-07-2025 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI, Annisa M.A. Mahesa, saat mengikuti rapat uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Dewan Komisioner LPS atas nama Doddy Zulverdy, Rabu (2/7/2025). Foto: Mario/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Annisa M.A. Mahesa, menyoroti pentingnya penguatan literasi masyarakat terkait Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan machine learning dalam meningkatkan transparansi serta pelayanan publik. Hal itu disampaikan dalam uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Dewan Komisioner LPS atas nama Doddy Zulverdy.

 

“Bapak kan menekankan pentingnya pengembangan AI dan machine learning, bahkan ada soal pelayanan informasi interaktif lewat LPS SuperApps,” ujar Annisa saat menyampaikan pertanyaannya di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

 

Annisa ingin mengetahui bagaimana strategi dan visi dari calon komisioner LPS dalam mengembangkan SuperApps tersebut. Menurutnya, aplikasi ini harus mampu mendukung keterbukaan informasi dan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.

 

“Saya ingin tahu visi Bapak tentang SuperApps itu seperti apa,” tegasnya.

 

Ia juga menyoroti rendahnya tingkat literasi masyarakat tentang fungsi LPS. Berdasarkan data yang ia peroleh, tingkat pemahaman masyarakat baru berada di angka 76 hingga 80 persen.

 

“Tahu LPS, tapi belum tentu paham atau mengenal dengan baik,” katanya.

 

Legislator dapil Banten II itu mencontohkan pengalamannya saat berinteraksi dengan konstituen di daerah pemilihannya, Banten. Ia menyebut banyak warga yang bahkan belum mengetahui apa itu LPS.

 

“Ketika saya tanya ke warga, tahu nggak LPS itu apa? Jawabnya, ‘Hah, enggak tahu Teh, LPS itu apa?’,” ungkapnya.

 

Oleh karena itu, Ia meminta calon komisioner LPS untuk menyiapkan strategi yang efektif guna meningkatkan pemahaman publik, khususnya terkait penjaminan simpanan dan polis asuransi. Ia menilai tugas ini menjadi pekerjaan rumah besar, apalagi untuk menjangkau masyarakat di daerah-daerah 3T.

 

“Kalau di Banten aja masih banyak yang nggak tahu, apalagi di daerah 3T,” ujarnya.

 

Tak hanya itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra itu juga menyoroti kesiapan LPS dalam menghadapi potensi krisis perbankan maupun asuransi yang terjadi secara bersamaan. Ia mempertanyakan bagaimana prioritas penggunaan dana penjaminan agar tidak menimbulkan kepanikan publik.

 

“Kalau terjadi krisis simultan, apa strategi Bapak untuk mengatur prioritas penggunaan dana penjaminan?” tanyanya. (gal/aha)

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...