Misbakhun: Tarif AS, Momentum Jaga Kedaulatan Nasional Indonesia

25-04-2025 / KOMISI XI
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dalam Dialektika Demokrasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Foto : Arief/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan bahwa Indonesia harus tetap tegas dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Misbakhun menilai bahwa tantangan tersebut seharusnya tidak membuat Indonesia takut, melainkan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kedaulatan nasional.

 

“Dalam menghadapi kebijakan tarif dari Amerika, kita harus menanamkan kembali jiwa patriotik. Indonesia adalah negara besar yang sedang naik kelas dan harus menghadapi tantangan ini dengan taktik dan strategi yang tepat. Jangan sampai kita terus terjebak dalam ketakutan yang tidak beralasan,” ujar Misbakhun dalam Dialektika Demokrasi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

 

Misbakhun mengungkapkan bahwa data perdagangan Indonesia dengan AS menunjukkan surplus yang signifikan, meskipun ada beberapa perbedaan angka yang perlu disinkronisasi oleh pemerintah. Namun, menurutnya, kontribusi ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) negara ini, yang berarti dampaknya terhadap perekonomian nasional tidak terlalu besar.

 

“Jika kita melihat angka perdagangan Indonesia dengan Amerika, kontribusinya hanya 2% dari PDB kita. Ini tidak cukup untuk menyebabkan krisis. Krisis yang dibicarakan orang seringkali hanya wacana belaka,” tambah Misbakhun.

 

Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia harus menjaga kedaulatan di berbagai sektor, termasuk sektor digital dan sistem pembayaran. Misbakhun menyoroti pentingnya Indonesia memiliki gerbang pembayaran nasional sendiri, tanpa tergantung pada sistem internasional yang dikuasai oleh negara lain.

 

“Amerika terus mendominasi sistem pembayaran dunia dengan menggunakan SWIFT code dan sistem pembayaran internasional lainnya. Kita harus memperkuat kedaulatan kita, termasuk di sektor pembayaran. Kita tidak bisa terus bergantung pada sistem yang hanya menguntungkan negara lain,” tegasnya.

 

Misbakhun juga mengapresiasi langkah Prabowo Subianto Presiden yang sudah mulai membahas kuota dan strategi yang fleksibel dalam menghadapi tantangan perdagangan dengan AS. Namun, dia menekankan pentingnya untuk tetap menjaga industri dalam negeri, serta memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan dapat menguntungkan Indonesia.

 

“Kita harus fleksibel dalam menghadapi tantangan, namun tetap melindungi industri dalam negeri. Jika kita unggul di suatu bidang, kita perkuat. Jika belum, kita tidak perlu memaksakan diri,” jelas Misbakhun. (we/aha)

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...