Slamet Dorong Kementan Kolaborasi Bersama Universitas Tumbuhkan Wirausaha Muda
Anggota Komisi IV DPR RI Slamet mendorong Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian untuk melakukan kolaborasi dengan pihak universitas-universitas khususnya Fakultas Pertanian di seluruh penjuru Indonesia dalam penumbuhan wirausaha muda pertanian. Terlebih, ungkap Slamet, di tengah pandemi Covid-19 banyak mahasiswa, khususnya mahasiswa pertanian yang ingin kembali mengaplikasikan ilmu pertaniannya atau ingin menjadi petani.
Menurut Slamet, jika program BPPSDMP ke depannya dapat terlaksana untuk berkolaborasi dengan pihak kampus, maka harapan produksi pertanian dengan SDM yang terpelajar akan terwujud. Demikian dipaparkan Slamet saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual Komisi IV DPR RI dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) BPPSDMP, Badan Litbang Pertanian dan jajaran Eselon I Kementan, Senin (27/4/2020).
"Pertama, berkaitan dengan penumbuhan wirausaha muda pertanian oleh BPPSDM, saya ingin memberikan pandangan bahwa selama ini faktor dari masih kalahnya pertanian dari negara lain adalah karena masalah SDM. Sementara, hari ini dengan kejadian Covid-19 banyak mahasiswa pertanian yang tersadar untuk kembali mengaplikasikan ilmunya. Jadi, saya mohon program BPPSDM tersebut dikolaborasikan dengan kampus yang punya Fakultas Pertanian. Sehingga, produksi kita dengan SDM yang terpelajar akan terwujud," ujar Slamet.
Di sisi lain, Slamet menyoroti program pemberian bantuan oleh Kementan berupa 1 juta ekor ayam dengan nilai Rp 42,87 miliar yang rencananya akan dialokasikan untuk di 16 kabupaten di 4 provinsi yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Slamet mengusulkan, program bantuan ayam itu dapat dialihkan untuk program padat karya seperti penanaman bahan pokok pangan.
Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) tersebut menuturkan, meskipun beras saat-saat ini mengalami panen namun hal tersebut belum menjadi jaminan pasti terlebih belum ada yang bisa memprediksi sampai kapan wabah Covid-19 akan berakhir secara global maupun nasional. Maka, legislator dapil Jawa Barat IV tersebut menegaskan kembali perlunya program penanaman bahan pokok pangan seperti ketela pohon atau bahan-bahan pangan lainnya yang berpotensi menjadi bahan langka ke depannya.
"Yang jadi pertanyaan adalah sampai kapan Covid-19 ini akan berakhir. Kalau ini berkepanjangan, kemudian ditambah masuknya musim kemarau masuk, dan impor yang sulit maka ini yang harus dipikirkan oleh Kementan. Mengingat, yang dibutuhkan rakyat kita sebenarnya adalah apa yang akan dimakan. Nah, ini kemudian harus diarahkan menjadi proyek bersama di desa untuk menanam lahan-lahan kosong dengan back-up oleh Pemerintah terkait dengan ketersediaan pangan," pungkas Slamet. (pun/sf)