Cimahi Sedang Bangun Industri Kreatif
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Reni Marlinawati (F-PPP)/Foto:Husen/Iw
Kota Cimahi di Provinsi Jawa Barat sedang membangun industri ekonomi kreatif dengan pembiayaan swadaya. Semua kegiatan terpusat di gedung Baros Information Technology and Creative Center di Cimahi. APBD setempat dialokasikan sebesar 20 persen membantu industri kreatif ini.
Demikian terungkap saat Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi X DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni Marlinawati berkunjung ke pusat pengembangan ekonomi kreatif di Cimahi, Jabar, Kamis (22/11/2018).
Reni menjelaskan, DPR RI dan pemerintah sampai saat ini belum memiliki grand design bagaimana harus membangun industri ekonomi kreatif di Tanah Air. Sempat mendapat alokasi anggaran sampai hampir Rp 1 triliun, namun dalam APBN 2019 anggarannya menurun.
Menurut legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, penurunan anggaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) lantaran serapannya tidak maksimal. Itulah yang menyebabkan industri kreatif di berbagai daerah belum mendapat dukungan anggaran yang maksimal, seperti juga di Cimahi.
“Presiden Jokowi usai dilantik langsung bangun Bekraf dengan anggaran Rp 1 triliun. Sekarang anggarannya turun. Dalam APBN-Perubahan 2019 nanti akan diperjuangkan untuk kembali dinaikkan, setelah serapannya belum maksimal,” ungkap Reni.
Asisten II Pemerintah Kota Cimahi Didik Supriyanto menjelaskan, Kota Cimahi tak memiliki kekayaan sumber daya alam. Sumber pariwisatanya juga terbatas. Yang diandalkan Cimahi adalah sumber daya manusianya.
Untuk itu, Pemkot Cimahi lebih mengarahkan pembangunan industri ekonomi krearif daripada membangun destinasi wisata. Kini, Cimahi sedang bergiat membangun ekonomi kreatifnya berupa kuliner, fashion, telematika, dan industri animasi.
Kini, ada sebelas perusahaan swasta yang beroperasi di Cimahi ikut membantu membangun ekonomi kreatif. Di antaranya ada PT. Wiratama Sistem Integrasi, PT. Helpy Malindo Makmur, dan PT. Daya Tunggal Perkasa.
Reni mengaku bangga dengan Kota Cimahi yang mampu mengelola SDM-nya menjadi insan kreatif, sehingga industri ekonomi kreatif Cimahi hidup walau dengan keterbatasan anggaran. Ia begitu mengapresiasi kaum muda Cimahi yang mampu jadi kreator-kreator handal dan profesional di bidang ekonomi kreatif.
“Kini yang masih jadi PR besar adalah bagaimana melahirkan para lulusan SMK dan guru-guru dengan standar internasional yamg menguasai bidang animasi dan ekonomi kreatif lainnya," imbuh legislator dapil Jawa Barat itu. (mh/sf)