Komisi X Dukung BEKRAF Majukan Ekonomi Kreatif Bengkulu
Ketua Komisi X Djoko Udjianto menyaksikan MoU antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) di Bengkulu. Foto: Odjie/od
Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi X Djoko Udjianto menyaksikan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) guna mengembangkan dan memajukan potensi ekonomi kreatif yang ada di Bengkulu, Selasa (14/11/2017).
Potensi ekonomi kreatif yang akan dikembangkan tersebut diantaranya yakni bidang fashion yakni kain besurek yang telah menjadi ikon Bengkulu, serta bidang kuliner, dan kerajinan khas Bengkulu.
"Sebagai tindak lanjut MoU, kami akan mendukung penuh langkah ini. Saya kira perlu dibicarakan dengan legislatif mengenai anggaran karena ini merupakan salah satu program Pak Jokowi mengenai pengentasan kemiskinan," ungkap Djoko Udjianto dalam sambutannya.
Politisi Demokrat ini menambahkan bahwa dibutuhkan skema dukungan permodalan dengan pembiayaan yang baik dengan bunga rendah dari Bank Indonesia (BI) untuk stimulus ekonomi kreatif di Bengkulu. Pertumbuhan ekonomi di Bengkulu saat ini yang mencapai 5,1 persen sudah diatas pertumbuhan nasional.
“Jika bisa ditingkatkan menjadi 5,7 persen maka bisa mengurangi tingkat pengangguran cukup signifikan di Bengkulu. Salah satu faktor yang bisa mendongkrak pertumbuhan perekonomian daerah adalah investasi. Serta perbaikan infrastruktur jalan untuk membuka keterisolasian Bengkulu dengan daerah lain,” jelas Djoko Udjianto.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesi Triawan Munaf, mengatakan Provinsi Bengkulu memiliki 3 potensi yang menjadi program unggulan Bekraf, yakni fashion, kuliner, dan kerajinan. Hal ini sebagai modal besar untuk kemajuan perekonomian Bengkulu sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik lagi.
"Bengkulu sudah memiliki modal yang besar, tinggal tugas kita untuk melakukan pembinaan," kata Triawan Munaf dalam sambutannya di Gedung Daerah Provinsi Bengkulu.
Triawan menjelaskan, jika kain besurek Bengkulu sangat memungkinkan untuk bersaing dan menjadi produk unggulan. Sebab kain ini memiliki keunikan tersendiri dengan history yang dimilikinya, kain besurek memiliki motif khas yakni bunga Rafflesia dan huruf kaligrafi tentu ini menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen.
Namun, sambung Triawan sebelum melangkah lebih jauh hendaknya masyarakat Bengkulu terlebih dahulu mencintai dan mengkonsumsi produk hasil karya daerah sendiri, baru dapat berbicara soal industri guna memenuhi kebutuhan konsumen.
"Produk kain besurek yang telah menjadi ikon Bengkulu ini harus kita majukan,karena ini memiliki potensi besar," jelas Triawan.
Sedangkan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sangat mengharapkan dukungan penuh dari Badan Ekonomi Kreatif sebagai tindak lanjut dari penandatangan MoU yang dilakukan. Sebab, ini merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bengkulu dalam pengentasan kemiskinan.
Rohidin menginstruksikan OPD yang ada di kabupaten dan kota khususnya Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Perindustian dan Perdagangan untuk saling berkoordinasi membahas program yang akan dilaksanakan guna mendukung pengembangan tiga potensi ekonomi kreatif yang ada di daerah. Sehingga pemerintah provinsi dapat lebih mudah berkomunikasi dengan Bekraf mengenai fasilitas apa saja yang dibutuhkan masing-masing kabupaten.
"Dengan cara ini, kita akan lebih mudah mengembangkan potensi ekonomi kreatif sehingga ekonomi Bengkulu dapat terus tumbuh untuk pengentasan kemiskinan," kata Rohidin.
Selain itu, Rohidin juga meminta dukungan kepada Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto yang ikut menyaksikan penandatangan MoU. Ia berharap Komisi X DPR RI yang bermitra langsung dengan Badan Ekonomi Kreatif dapat menjembatani bagaimana cara mendapatkan support dana sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi Bengkulu melalui ekonomi kreatif.(ojie,mp).