Anggota Dewan Minta Hentikan Semua Ospek
Anggota DPR Zulfadhli mendesak kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di semua jenjang perguruan tinggi supaya dihapus. Ospek harus diganti dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan tidak mengancam keselamatan atau jiwa seseorang.
“Semua kegiatan Ospek hendaknya dihapus dan diganti dengan pola baru yang bermanfaat dan tidak membahayakan,” tandas Zulfadhli saat dihubungi Parlementaria di Jakarta, Senin (28/4). Hal itu dikatakannya sehubungan meninggalnya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda ,Dimas Dikita Handoko (19) Jumat pekan lalu.
Diduga Dimas tewas akibat dianiaya oleh para seniornya pada Jumat (25/4/2014) malam. Kecurigaan keluarga muncul sebab sejak beberapa hari terakhir dia mengaku kerap mengalami tindak kekerasan dari para seniornya.
Menurut Zulfadhli, sebaiknya semua pendidikan dikoordinir oleh Kemendibud sehingga ada satu kebijakan dan penyalahgunaan bisa diminimalisir. Kasus kekerasan yang menimpa Dimas juga pernah terjadi di pergururan tinggi yang lain termasuk perguruan tinggi yang setengah militer tersebut. Karena itu sesuai reses, pada pertengahan Mei mendatang, Komisi X akan mengundang Kemendikbud untuk mempertayakan kasus tersebut.
Di perguruan tinggi dibawah Kemendikbud, kata anggota Komisi X tersebut sudah menghentikan kegiatan ospek, namun di perguruan tinggi dibawah koordinasi kementerian lain belum tahu aturan yang diterapkan. Seperti diketahui, STIP dibawah koordinasi Kemenhub. Kekerasan lain pernah terjadi di STPDN yang berada dibawah kordinasi Kemendagri, sehingga ada mahasiswa yang meninggal dunia saat ospek.
Politisi Partai Golkar ini mendesak, aparat untuk mengusut secara tuntas kasus ini, sehingga yang terlibat harus dikenakan hukuman yang setimpal. Pelakunya harus dikenakan hukuman berat sehingga ada efek jera dan tidak terjadi lagi kasus serupa. (mp)/foto:iwan armanias/parle.