Anggota DPR Dukung Penghapusan Ospek

23-12-2013 / KOMISI X

Anggota DPR Jefirston R. Riwu Kore mendukung  dihapuskannya  masa orientasi siswa (MOS) atau orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek).  Kegiatan orientasi  seyogyanya diarahkan untuk pengenalan program studi, bukan menjadi ajang pelampiasan kekerasan atau penganiayaan fisik bahkan mengakibatkan kematian.

Hal itu dikatakan Jefirtson kepada Parlementaria ketika dihubungi  Senin (23/12) sehubungan masih terjadinya kekerasan dalam kegiatan ospek di kampusKejadian terakhir dialami Fikri mahasiswa ITN Malang meninggal akibat kekerasan seniornya dalam masa ospek.

Tuntutan penghapusan ospek juga dilontarkan berbagai kalangan pelajar, mahasiswa  dan para ibu yang tergabung dalam  Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) memperjuangkan anti kekerasan dalam pendidikan. Mereka menyerukan penghentikan MOS dan Ospek dalam acara temu damai memperingati Hari Ibu 2013 di Jakarta, Minggu (22/12) “ Hentikan MOS/Ospek”.

Merurut Jefirtson yang duduk di Komisi X (bidang pendidikan dan kebudayaan) ospek diatur melalui peraturan menteri sehingga perlu ada evaluasi. “ Jangan sampai sudah terjadi kasus lalu bingung, harus ada hukumannya. Banyak kampus yang masih melaksanakan ospek dengan kekerasan dan pemukulan. Intinya saya setuju ospek dihapus,” tegas politisi Partai Demokrat asal NTT ini.

Dia menyarankan, sebagai gantinya solusi yang ditawarkan  agar masa orientasi diisi dengan  pelatihan-pelatihan berupa pengenalan kampus yang diberikan dalam ruangan. Pelatihan dan ketrampilan kemahasiswaan dan teknis perkuliahan seperti bagaimana mengambil SKS dan hal lain yang berkaitan dengan kemahasiswaanKegiatannya juga diadakan di ruang kuliah bukan di luar, sebab kalau di luar, terbuka untuk melakukan kekerasan fisik.

Yang paling penting  lanjut Jefirtson, bagaimana memerlakukan kepada mahasiswa  untuk disiapkansebagai calon intelektual. Mahasiswa sebagai anak bangsa itu punya pendidikan tinggi sebagai generasi penerus , itulah yang perlu dikedepankan. Selain itu juga diberi tambahan wawasan, sebab ketika masih di sekolah  lanjutan atas, wawasannya belum begitu banyak, di bangku kuliah wawasannnya bisa stabil. “ Para mahasiswa juga perlu tambahan wawasan kebangsaan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme yang lebih tinggi.  Ini juga perlu diberikan dalam masa orientasi itu,” tandas Jefirtson menambahkan. (mp)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...