Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani. Foto: dok/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini ia sampaikan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurutnya, usia 80 tahun ini harus menjadi momentum bagi bangsa untuk melanjutkan cita-cita luhur pendiri bangsa.
“Untuk mencapai Indonesia Emas, kita harus mempersiapkan generasi emas. Generasi ini hanya bisa terwujud melalui pendidikan yang berkualitas, merata, dan setara bagi segenap anak bangsa,” tegas Lalu Hadrian kepada Parlementaria usai kegiatan Dialektika Demorasi dengan tema 'HUT RI Menjadi Momen Semangat Persatuan Membangun Indonesia Emas 2025' di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (14/8/2025)
Dalam pidatonya, Lalu Hadrian menyoroti data terkini yang menunjukkan adanya ironi dalam dunia pendidikan Indonesia. Meskipun akses dasar pendidikan sudah tinggi, menurutnya, kualitas dan kelanjutan pendidikan masih menyimpan jurang ketimpangan yang memprihatinkan.
Ia memaparkan beberapa faktor penyebabnya, seperti partisipasi yang menurun di jenjang pendidikan lebih tinggi. Lalu Hadrian menjelaskan bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk jenjang SD mencapai lebih dari 99 persen, namun menurun signifikan di jenjang SMA. Partisipasi untuk pendidikan tinggi bahkan anjlok ke level 30-40 persen.
“Faktor lainnya adalah durasi pendidikan yang masih di level SMP. Secara nasional, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas hanya mencapai 9,22 tahun, atau setara dengan tamat SMP,” ujarnya.
Politisi dari Fraksi PKN ini juga menyoroti ketimpangan yang mencolok di daerah tertentu. Ia memberikan contoh di Papua Pegunungan, di mana rata-rata lama sekolah penduduknya hanya 5,10 tahun, yang berarti banyak penduduknya yang belum tamat SD. Lalu Hadrian menekankan bahwa ini adalah PR besar bagi pemerintah dalam mempersiapkan generasi emas.
Oleh karena itu, Lalu Hadrian mengusulkan beberapa langkah reformasi pendidikan. Ia menekankan pentingnya meningkatkan kontinuitas pendidikan hingga level SMA dan pendidikan tinggi, terutama di daerah tertinggal, melalui beasiswa dan peningkatan akses fisik maupun digital. Selain itu, ia juga mendorong peningkatan kualitas kurikulum dan guru agar relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
“Pendidikan sejati adalah pendidikan yang memerdekakan, yang tidak hanya menamatkan buku teks, tetapi juga membebaskan pikiran dari keterbatasan,” pungkasnya. (nhk,hal/rdn)