Perpustakaan Desa Belum Dibutuhkan
Rencana membangun perpustakaan desa di tiap daerah tampaknya belum menjadi kebutuhan mendesak. Selain anggarannya tidak memadai, juga minat baca masyarakat desa masih rendah.
Demikian disampaikan Anggota Komisi X TB Dedi Suwandi Gumelar (F-PDI Perjuangan) saat rapat dengar pendapat dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI (PNRI) Sri Sularsih, Selasa (22/10). Rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Syamsul Bachri tersebut membahas pagu anggaran PNRI untuk tahun anggaran 2014.
Dedi Gumelar menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana PNRI membangun perpustakaan desa. Menurutnya, masyarakat desa sangat jarang mendatangi perpustakaan, karena minat bacanya belum terbangun dengan baik. Dan anggaran untuk itu nantinya jadi terbuang begitu saja. Setidaknya itulah temuan di lapangan yang dilihatnya sendiri.
Miing, begitu ia akrab disapa, menilai PNRI belum memiliki data konkrit tentang kebutuhan perpustakaan desa tersebut. Pihak PNRI sendiri menyisipkan anggarannya pada sub anggaran pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca, yang mencapai Rp 207, 5 miliar.
Kepala PNRI Sri Sularsih mengklarifikasi bahwa rencana membangun perpustakaan desa saat ini sudah tidak ada. Selain anggarannya tidak cukup, PNRI juga sudang memfokuskan perhatiannya pada pembangunan perpustakaan nasional yang sangat membutuhkan anggaran besar.
Sementara itu, rapat anggaran Komisi X dengan PNRI akhirnya meyepakati besaran anggaran PNRI untuk RAPBN tahun 2014 sebesar Rp 435.054.956.000. Usai rapat, pembahasan anggaran tersebut kemudian ditandatangani oleh pimpinan rapat Komisi X dan Kepala PNRI. (mh), foto : iwan/parle/hr.