Pemerintah Perlu Tekan Harga Gas untuk Industri Otomotif

23-08-2025 / KOMISI VII

PARLEMENTARIA, Cikarang — Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono menegaskan pentingnya keberlanjutan serta pengembangan industri otomotif nasional. Menurutnya, PT Suzuki Indomobil Motor telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia selama lebih dari lima dekade, baik melalui pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. 

 

“Kami berkunjung ke PT Suzuki Indomobil Motor yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi perekonomian Indonesia selama lebih dari 50 tahun. Peran Suzuki terlihat jelas melalui dukungannya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi ini perlu terus dipertahankan, dan kami berharap Suzuki dapat terus berkembang di Indonesia,” ujar Bambang Haryo Soekartono kepada Parlementaria usai pertemuan dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI di Plant PT Suzuki Indomobil Motor, Cikarang, Jawa Barat, hari Jumat(22/08/2025).

 

BHS dengan sapaan akrabnya, menekankan agar industri otomotif Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, pemerintah harus memastikan ketersediaan energi yang terjangkau. Saat ini harga gas yang masih tinggi, yakni sekitar 16 USD, dinilai menjadi tantangan besar bagi efisiensi produksi. 

 

“Masalah utamanya adalah energi, khususnya energi gas yang dibutuhkan untuk industri seharusnya murah . Sekarang ini gas kita cukup mahal, sekitar 16 USD. Saya yakin pemerintah sekarang, melalui kabinet merah putih akan melakukan penyesuaikan agar industri otomotif tetap kompetitif dan mampu bersaing,” jelasnya.

 

Selain persoalan energi, ia juga menyoroti kebijakan pemerintah terkait penerapan biodiesel dan bioenergi. BHS berharap agar pihak produsen otomotif mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut tanpa menimbulkan kendala bagi konsumen, khususnya pengguna kendaraan diesel berstandar Euro 4 dan Euro 5.

 

Sebagai catatan, kendaraan diesel dengan standar emisi Euro 4 dan Euro 5 memiliki sistem injeksi bahan bakar berteknologi tinggi yang sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dalam biodiesel, terutama pada campuran tinggi seperti B35, kerap menimbulkan masalah berupa penyumbatan filter bahan bakar, endapan, hingga gangguan pada injektor. Hal ini membuat beberapa konsumen merasa kesulitan ketika menggunakan bahan bakar dengan kadar biodiesel tinggi tanpa adanya penyesuaian teknologi dari produsen kendaraan.

 

“Langkah pemerintah untuk biodiesel itu cukup baik. Dan tadi saya sampaikan, apakah Suzuki sudah mengantisipasi? Karena beberapa konsumen diesel merasa kesulitan, terutama yang Euro 4 dan Euro 5. Mereka belum disesuaikan sehingga sering terjadi kendala. Ini kita harapkan tidak ada kendala lagi,” tutup BHS. (mun/aha)

BERITA TERKAIT
Pemerintah Perlu Tekan Harga Gas untuk Industri Otomotif
23-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cikarang — Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono menegaskan pentingnya keberlanjutan serta pengembangan industri otomotif nasional. Menurutnya,...
Kolaborasi Industri Besar dan UMKM Didorong Naik Kelas
23-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Bogor —Anggota Komisi VII DPR RI mendorong sinergi antara industri besar dan UMKM untuk meningkatkan daya saing usaha mikro,...
Kardaya Warnika Dorong Solusi Pasokan Gas dan Nafta untuk Chandra Asri
23-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cilegon – Anggota Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika, menekankan pentingnya kepastian pasokan energi dan bahan baku bagi industri...
Siti Mukaromah Apresiasi Industri Otomotif Berdayakan SDM Lokal
22-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Cikarang – Komisi VII DPR RI memberikan apresiasi tinggi kepada PT Suzuki Indomobil Motor atas keberhasilan perusahaan otomotif tersebut...