Komisi X Terima Keluhan Lembar Jawaban UN Tipis
TIM Kunjungan Kerja Komisi X menerima keluhan dari beberapa Kepala Sekolah di Provinsi Maluku Utara bahwa lembar jawaban siswa pada Ujian Nasional berkualitas tipis, menyebankan siswa mengalami kesulitan. "Jika tidak hati-hati saat hapus, atau terkena keringat mudah robek atau rusak, ini merugikan siswa," kata Ketua Komisi X Agus Hermanto.
TIM yang dipimpin Agus Hermanto, mengunjungi SMPN 2 Ternate, SMAN 1 Ternate, SMPN 1 Tidore, SMAN 1 Tidore. Komisi X menginginkan dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional, pelaksanaan Ujian Nasional evaluasi UN untuk mengetahui hasil sistem mutu pendidikan, dinilai kacau. “Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan UN,” tegas Agus, Selasa (23/4).
Sejak dilaksanakan pada tahun 2005, UN banyak permasalahan yang muncul. Misalnya UN diwarnai kebocoran soal, soal yang tertukar, atau kualitas kertas yang tipis. “Permasalahan yang ada jangan sampai terulang lagi,” jelas Agus.
Meski mulai tahun ini bobot untuk menentukan kelulusan dipangkas 60%, dam 40% dari ujian sekolah, UN tetap terjadi perdepatan panjang. UN kian amburadul setelah pelaksanaan untuk tingkat SMU di sejumlah daerah tertunda karena keterlambatan pendistribusian naskah soal.
Agus menekankan bahwa harus ada penilaian dari mutu pendidikan pendidikan, evaluasi UN dimaksudkan untuk melihat sisi positif maupun negatif bagi sistem pendidikan di Indonesia. “Jika dinilai tidak efektif, perlu dibuatkan metode yang terdesentralisasi yang lebih mengandalkan pada sistem teknologi,” tegasnya.
Fasilitis Olahraga Malut
Komisi X DPR RI Prihatin dengan sarana olah raga Provinsi Maluku Utara, saat Kunker ini ditemukan gelanggang olah raga (GOR) stadion Pulau Ternate dan Pulau Tidore rusak berat. Agus hermanto mengatakan Maluku Utara perlu falititas sarana olah raga yang layak, untuk ciptakan olah raga wan yang berprestasi.
“Stadion sepak bola di Maluku Utara sangat memprihatinkan, pada hal kedua gor tersebut sering digunakan dalam kegiatan turnamen sepakbola.
Mendarat di Kota Ternate Kepulauan, juga yang kemudian dilanjutkan menyeberang dengan menggenakan speadboat singgah di Ibukota Provinsi Malut Sofifi yang telah dimekarkan lebih dari sepuluh tahun. Komisi X mendapatkan masukan pengembangan pembangunan ibukota provinsi Sofifi.
Diharapkan Pemerintah memperhatikan pengembangan dan penciptaan atlet berprestasi. "Pemerintah Daerah Provinsi Malut belum mampu untuk membentuk sarana dan prasarana olah raga, untuk itu perlu perhatian khusus dari Pemeritah Pusat," katanya. (as)