Perbedaan Data Kemiskinan, Legislator Minta Pemerintah Pegang Kendali Atas Data Sendiri

03-05-2025 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi XI dengan LPS di Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2025). Foto: Balggys/vel

PARLEMENTARIA, Denpasar - Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, angkat bicara terkait perbedaan data kemiskinan antara Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS). Pernyataan tersebut muncul setelah Bank Dunia merilis laporan yang menyebutkan 60,3% masyarakat Indonesia masih tergolong miskin dari total penduduk 285,1 juta jiwa pada 2024—angka yang memicu perhatian publik.


Menurut Andi, perbedaan data tersebut bukan hal mengejutkan karena masing-masing lembaga menggunakan variabel yang berbeda dalam perhitungannya.


“Data itu sangat tergantung pada variabel yang digunakan. BPS punya metodologi sendiri, begitu juga dengan Bank Dunia. Jadi wajar jika hasilnya berbeda,” jelas Andi usai melakukan kunjungan kerja spesifik Komisi XI dengan LPS di Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2025).

 

Ia menyampaikan bahwa DPR saat ini sedang membahas Rancangan Undang-Undang Statistik (RUU Statistik) yang bertujuan untuk menyatukan sumber data nasional melalui penguatan peran BPS sebagai koordinator utama seluruh data statistik, baik dari kementerian maupun lembaga lain.

 

“Dalam RUU Statistik itu, kita mengenal istilah statistik dasar dan statistik sektoral. BPS akan jadi koordinator tunggal agar ke depan kita punya satu data yang bisa diandalkan,” ujarnya.

 

Meski tidak menutup diri terhadap data internasional, Andi mengingatkan bahwa setiap data dari luar negeri tentu membawa kepentingan tertentu. Oleh karena itu, Indonesia harus punya pijakan kuat dengan data sendiri untuk menentukan arah kebijakan nasional.

 

“Kita tidak anti terhadap data dari luar, termasuk Bank Dunia. Tapi tetap, kita harus utamakan data dari BPS sebagai rujukan utama untuk pengambilan keputusan, baik oleh pemerintah maupun swasta,” tegas politisi dari PAN ini.

 

Andi berharap RUU Statistik segera rampung agar Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat untuk membangun kebijakan berbasis data tunggal yang akurat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. (gys/aha)

BERITA TERKAIT
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...
PPATK Jangan Asal Blokir Rekening Masyarakat
13-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Pemblokiran puluhan juta rekening oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) menimbulkan polemik. Diberitakan di berbagai...