Komisi X DPR Desak Klub Sepakbola Tak Miliki Finansial Cukup Dibubarkan
Anggota Komisi X DPR Dedi Gumelar mendesak agar klub-klub sepakbola yang tidak memiliki finansial yang cukup, lebih baik dibubarkan saja. Adanya klub sepak bola yang belum membayar gaji berarti sudah menindas pemainnya.
Hal itu ditegaskan Dedi ketika mengadakan audensi dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2).
Menurut politisi Fraksi PDI Perjuangan ini, klub sepak bola yang menunggak pembayaran gaji, berarti menelantarkan aspek kemanusiaan. Bahkan sudah merenggut kesejahteraan pemain sepakbola yang sudah berjuang membela timnas. Klub juga sudah menyalahi hukum dan nilai kemanusiaan.
Terkait dengan rapat yang membahas permasalahan administrasi antara klub dengan pemainnya ini, Komisi X berjanji akan serius menangani laporan dari APPI ini. Bahkan, Komisi X DPR akan mengundang pihak terkait agar masalah ini tak berlarut-larut, seperti Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
“Tentu akan kami tangani secara serius. Sebelum APPI melaporkan hal ini, dalam raker dengan Menpora beberapa waktu yang lalu, kami sudah menyampaikan masalah ini dengan Pak Menteri Roy Suryo. Dan akan kami sampaikan hasil rapat dengan APPI ini kepada Menpora pada Raker tanggal 12 Februari nanti,” ujar anggota Komisi X Zulfadhli yang memimpin rapat ini.
Anggota Komisi X Oelfah A. Syahrullah Harmanto bahkan mengusulkan agar liga-liga yang masih mengizinkan klub sepakbola bermasalah itu dipendam. Ia juga menyarankan agar klub-klub bermasalah dipanggil ke Dewan.
Dalam kesempatan audiensi ini, General Manajer APPI Valentino Simanjuntak meminta bantuan kepada Komisi X DPR RI untuk membenahi dunia sepakbola Indonesia. APPI menuntut agar klub-klub sepakbola menyelesaikan administrasi dengan para pemainnya.
Valentino berharap liga sepakbola di Indonesia seperti Superliga Indonesia (ISL) dan Liga Prima Indonesia (IPL) tidak mengizinkan klub-klub yang bermasalah untuk mengikuti liganya. Untuk itu, APPI pun sudah menyurati operator liga (penyelenggara liga) agar mempertimbangkan klub-klub yang akan berlaga di gelaran liga mereka.
“Yang kami tuntut bukan fasilitas mewah ataupun hal aneh-aneh seperti di luar negeri. Kami hanya menuntut hak dasar yang sudah jelas tertera di kontrak. Kami sangat berharap Komisi X dapat membantu pemain-pemain yang belum mendapatkan gaji dari klubnya,” harap Valentino, yang hadir bersama pemain timnas Indonesia sekaligus Wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas.(mp, sf), foto : od/parle/hr.