Poltekpar Lombok Diharapkan Mampu Hasilkan SDM Berskala Nasional
Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni saat mengikuti agenda Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi X DPR RI ke Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (22/6/2023). Foto: Dep/nr
Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni menyatakan sektor Pariwisata memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia. Khusus untuk pariwisata di Lombok, Lisda menegaskan bahwa Lombok sudah mempunyai modal yang sangat mumpuni sebagai daerah wisata, yakni mulai dari sumber daya alam, budaya, dan juga kuliner. Oleh karenanya, hal ini harus ditunjang pula dengan SDM yang baik.
"Dengan kehadiran Poltekpar (Politeknik Pariwisata) di Lombok ini kita berharap nantinya bisa menghasilkan SDM berskala nasional sesuai dengan bidangnya, yaitu kepariwisataan. Kalau kita melihat kondisi di sini sangat luar biasa. Luas kampusnya mencapai 20 hektar. Tentu kita perlu usaha dan kesabaran untuk terus berkembang," ujar Lisda saat mengikuti agenda Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi X DPR RI ke Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (22/6/2023).
Ia menyatakan, saat ini Lombok tidak hanya menjadi penunjang daripada pariwisata Bali, tetapi sudah menjadi destinasi pariwisata yang berdiri sendiri. "Kalau kita lihat respon dan dukungan Pemerintah dan Pemdanya cukup bagus, walaupun masih ada kekurangan disana sini. Artinya kebutuhan kita memang sangat besar sehingga perlu seluruh pihak untuk mendukung ini. Tetapi kalau kita lihat mereka semua sudah bersinergi. Untuk kekurangan yang masih ada, hal itulah yang harus diperbaiki," ucapnya.
Termasuk, juga tentang penerapan wisata halal di Lombok, lanjut Lisda, memang masih terjadi kontra dilapangan, namun menurutnya hal itu lebih dikarenakan masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan.
'Karena kalau kita lihat, justru negara-negara yang tidak termasuk sebagai anggota OKI, wisata halalnya ternyata malah berkembang pesat. Misalnya Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Thailand. Oleh karenanya sayang sekali kalau ditempat kita sendiri yang memang mayoritas muslim tidak bisa mengembangkannya. Jadi wajar sebenarnya kalau kita disini menerapkan wisata halal," tandasnya. (dep/rdn)