Teknologi dan SDM Masih Jadi Sorotan Dalam Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon BPK

30-05-2023 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Musthofa dalam rangkaian uji kelayakan dan kepatutan Calon Anggota BPK di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta pada Selasa (30/5/2023). Foto : Mu/Man

 

Anggota Komisi XI DPR RI Musthofa mempertanyakan masa depan audit digital yang dikembangkan oleh BPK pada salah satu Calon Anggota BPK, Dumoly Freddy Pardede. Hal ini disampaikannya dalam rangkaian uji kelayakan dan kepatutan Calon Anggota BPK di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta pada Selasa (30/5/2023)

 

“Kalau berbicara tadi tentang digitalisasi sistem auditing yang menjadikan pertanyaan dalam pikiran saya itu, apa sih yang bapak lihat digitalisasi yang dilakukan BPK sampai saat ini? Yang kedua adalah ketika bapak fanatik sekali dengan digital apakah yakin betul bahwa di negeri ini dengan sistem ini akan berjalan dengan baik?” tanya Musthofa setelah Dumoly menyampaikan paparan berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Pemeriksaan BPK Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital”.

 

Pada kesempatan yang sama, politisi PDIP ini juga menyinggung masalah penyimpangan moral atau moral hazard yang kemungkinan muncul saat BPK menjalankan fungsi dan tugasnya. Menurutnya masalah edukasi baik secara integritas maupun substansi serta moral SDM harus juga menjadi perhatian di samping sekadar pengembangan teknologi. 

 

“Hari ini dengan sistem apapun yang dilakukan, yang dirancang dengan berbagai hal yang menjadi pertanyaan besar saya ini tentang moral hazard. Secanggih apapun perlengkapannya, secanggih apapun teknologinya kalau kelakuan ini masih ada, fraud masih terjadi, penyimpangan masih terjadi,” singgung Legislator Dapil Jawa Tengah II itu. 

 

Menanggapi pertanyaan Musthofa, Dumoly menjelaskan bahwa dengan bantuan teknologi maka kontak antara auditor dengan auditee bisa dikurangi. Dengan berkurangnya interaksi antar manusia maka menurutnya dapat ikut mencegah munculnya potensi penyimpangan.

 

“Ke depan kita punya harapan face to face audit kita kurangi, kita ganti menjadi computer to computer dasar audit sehingga interaksi antara manusia dengan manusia di dalam setiap audit menghindari moral hazard antara pihak dengan pihak semakin kita minimalkan,” jelas Dumoly.

 

Komisi XI melakukan uji kelayakan dan kepatutan kepada 13 nama Calon Anggota BPK. Nantinya akan dipilih 1 nama yang akan disampaikan pada rapat paripurna sebagai pengganti Agus Joko Pramono yang akan berakhir masa jabatannya tahun ini. Rencananya Komisi XI akan membagi rangkaian uji kelayakan dan kepatutan dalam tiga sesi yang akan diselenggarakan tiga hari berturut-turut mulai dari 29 Mei 2023 hingga 31 Mei 2023. (uc/aha) 

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...