Legislator Dorong Penguatan Peran BPKP Audit Kerja Pemerintah terkait Pajak Sawit

15-03-2023 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. Foto: Munchen/nr

 

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sempat mempersoalkan tidak sinkronnya data mengenai sawit, khususnya industri sawit dan turunannya. Hal ini kemudian kembali mendapat sorotan setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan masih banyak perusahaan sawit yang tak membayar pajak.

 

Menanggapi persoalan tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati justru menaruh perhatian terhadap peran BPKP dalam melakukan audit. Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini mengingatkan bahwa pemerintah telah memiliki BPKP sebagai auditor internal, dan sudah seharusnya temuan-temuan seperti yang dipersoalkan dapat ditangani secara dini.

 

"Ya ini kan berarti menyangkut berbagai pihak karena pemerintah kan sebenarnya punya auditor internal. BPKP itu adalah auditor internal pemerintah. Jadi, mestinya memang BPKP yang harus turun untuk bisa mengaudit semua. Jadi, kalau ada temuan-temuan seperti itu, BPKP yang memang harus turun terlebih dahulu,” ujar Anis saat ditemui Parlementaria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2022).

 

Politisi Fraksi PKS ini kemudian membandingkan kerja Badan pemeriksa Keuangan (BPK) yang berperan sebagai auditor eksternal. Ia berharap BPKP sebagai unsur internal pemerintah dapat menunjukan kinerjanya sehingga tidak timbul temuan-temuan seperti yang sering dipersoalkan.

 

“Nanti auditor eksternalnya BPK, tapi saya sering ketika rapat, kita jajarkan antara BPK dengan BPKP, jadi BPKP itu unsur internal Pemerintah. Jadi, dia (BPKP) yang harusnya melakukan audit lebih dulu. Karena kalau sudah begitu (ada temuan) nantinya yang akan tersudut BPKP-nya gitu, lah BPKP itu apa yang diaudit kok masih ketemu yang kayak gitu,” ujarnya.

 

Mengakhiri pernyataannya, legislator Dapil DKI Jakarta I ini mendorong BPKP untuk lebih masif melakukan tugasnya. Bahkan, ia mendukung BPKP untuk melakukan pengejaran apabila ada data yang tak sesuai dan berpotensi merugikan negara.

 

“Saya dorong BPKP untuk lebih masif lagi, lebih teliti lagi dan kejar kalau perlu kalau memang datanya itu sesuai datanya. Itu menunjukkan bahwa itu memang benar kejar itu. Jangan sampai merugikan negara," tutupnya. (uc/rdn)

BERITA TERKAIT
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...
Komisi XI Minta BI Lakukan Sosialisasi Masif Penggunaan ID Payment
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Batam-Komisi XI DPR RI menyoroti isu Payment ID yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat. Polemik tersebut terjadi lantaran...