Minat Baca Masyarakat Bali di Perpustakaan Masih Rendah.

29-06-2012 / KOMISI X

Rombongan Komisi X DPR melihat minat baca masyarakat Bali untuk membaca buku di perpustakaan masih tergolong rendahDemikian yang dikatakan Ferdiansyah (F-PG) pada saat melakukan kunjungan spesifik ke Denpasar Bali, pernyataan ini disampekan pada saat pertemuan dengan Kepala Perpustakaan dan Arsip Luh Aryanti, pertemuan tersebut dilakukan di ruang Perpustakaan Denpasar Bali Kamis (28/6) siang.                                   

Ketua rombongan Ferdiansyah menambahkan, dengan masih rendahnya minat baca masyarakat juga disebabkan kurangnya intensitas pemerintah dalam melakukan pembudayaan gemar membaca masih jauh dari yang diharapkan.

Dia menegaskan, perpustakaan yang diharapkan menjadi sarana dan sumber informasi bagi pengembangan minat baca masyarakat sampai saat ini belum mendapatkan posisi strategis dalam isu pembangunan nasional khususnya budaya membaca, padahal perpustakaan merupakan  sarana yang paling demokratis untuk belajar sepanjang hayat demi memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh informasi melalui layanan perpustakaan guna mencerdaskan kehidupan bangsa.       

Dia juga menambahkan, bahwa penyelenggaraan perpustakaan juga masih jauh dari handal dan profesional dengan standar ilmu perpustakaan dan informasi yang baku dengan dukungan kemampuan manajemen dan finansial yang memadai.   

Sistem informasi perpustakaan juga belum berjalan secara merata, fasilitas perpustakaan baik ditingkat nasional maupun daerah masih jauh dari memadai yang membuat masyarakat kurang berminat untuk memanfaatkannya. Demikian juga sumber daya manusia khususnya pustakawan juga masih sangat kurang.       

Ferdiansyah menegaskan, bahwa dukungan pendanaan baik dari pusat maupun daerah yang belum optimal. Alokasi anggaran perpustakaan nasional TA 2012 hanya sebesar 372 M untuk memberikan dukungan pembangunan perpustakaan pusat maupun daerah. Sedangkan untuk tahun 2013 berdasarkan pagu indikatif yang dikeluarkan pemerintah alokasi anggaran perpustakaan nasional sebesar hanya 422 M dengan dukungan yang masih minim, agak sulit berharap terjadi perubahan yang signifikan terhadap pembangunan perpustakaan di tanah air.

Hal yang sama juga terjadi di daerah alokasi anggaran untuk perpustakaan di daerah APBD juga masih minim. Dengan demikian melihat persoalan tersebut maka diperlukan langkah strategis yang akseleratif yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam mengembangkan perpustakaan di Indonesia secara keseluruhan. (Spy)

BERITA TERKAIT
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...
80 Tahun Indonesia Merdeka, Kesetaraan Akses dan Kualitas Pendidikan Masih Jadi Persoalan
14-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi pendidikan secara menyeluruh...
Komisi X Dorong Literasi Digital Masuk Kurikulum sebagai Pendidikan Karakter Anak
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wacana pelarangan gim Roblox bagi anak-anak oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membuka...