Anggota DPR Soroti Pemanfaatan APBD Jatim

18-12-2021 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo usai mengikuti pertemuan Tim Kunker Komisi XI DPR RI dengan jajaran Pemda Jatim serta mitra kerja yang ada di Jawa Timur, Jumat (17/12/2021). Foto: Nadia/Man

 

Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo menyoroti masalah pemanfaatan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Jawa Timur. Dimana, belanja terbesarnya digunakan untuk hibah, yang menurut Eddy merupakan suatu kondisi yang sebetulnya kurang sehat. Ia menilai, kondisi tersebut harus diperbaiki ke depannya.

 

Andreas mengungkapkan hal ini usai mengikuti pertemuan Tim Kunker Komisi XI DPR RI dengan jajaran Pemda Jatim serta mitra kerja yang ada di Jawa Timur, Jumat (17/12/2021). “Saya juga menyoroti tindak lanjut dari hasil pemeriksaan BPK, yang mana Jatim justru berada di posisi yang paling rendah. Padahal kan harusnya sebagai provinsi, dia memberikan contoh dan bahkan yang membina pemda tk.II,” ungkapnya.

 

Pada kesempatan itu, Andreas juga menyoroti banyaknya dana-dana yang belum dioptimalkan dan masih mengendap di perbankan. Dana tersebut merupakan dana transfer daerah yang  seharusnya digunakan untuk pembangunan, namun justru banyak tersimpan di perbankan. Hal ini menandakan bahwa belum digunakannya dana tersebut untuk program yang dapat menyejahterakan masyarakat. “Ini yang perlu diperhatikan oleh seluruh pihak,” tegasnya.

 

Di sisi lain, Andreas menilai Outlook 2022 Jawa Timur cukup menjanjikan. Mengingat daerah ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah timur, sehingga ketika harga komoditas meningkat dan perdagangan antar kawasan wilayah juga berpusat di Jawa Timur, juga ekspor yang juga meningkat. Seiring berkembanganya hal tersebut, tidak menuntut kemungkinan Jawa Timur dapat mencapai outlook 2022 ke depannya.

 

Namun, kendala yang mungkin dihadapi di depan mata saat ini adalah Varian Covid-19 Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia yang mungkin saja dapat menghambat pertumbuhan dan geliat ekonomi. Menurut Andreas, mitigasi risiko yang memang belum dibahas dalam pertemuan tersebut, karean ketidakhadiran gubernur atau wakil gubernur dalam pertemuan dengan Komisi XI DPR RI.

 

“Karena itu kita menekankan pentingnya kehadiran dalam hal ini kalau tidak gubernur atau wakil gubernur atau sekretaris daerah. Kalau hanya kepala biro, kan bukan pengambil kebijakan. Ini yang tadi menjadi penekanan bagi kita di Komisi XI DPR RI,” tutupnya. (ndy/es)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...