Gelaran Internasional Diharap Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat Mandalika
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji foto bersama usai mengikuti Komisi X DPR RI meninjau Pertamina Mandalika International Street Circuit, di Lombok Tengah, NTB, Senin (22/11/2021). Foto: Runi/Man
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji berharap dengan terselenggaranya berbagai event besar dan internasional seperti World Superbike 2021 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, bisa berdampak pada masyarakat sekitar di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Para pengrajin, rumah makan, restoran serta hotel bisa mendapatkan hasilnya dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Lombok.
“Niat besarnya bisa menjadi multiplier effect (efek berganda) yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Baik dari event motor maupun mobil, tentunya masyarakat Lombok harus menjadi tuan rumah agar dapat menggerakkan ekonomi,” kata Nuroji saat mengikuti Komisi X DPR RI meninjau Pertamina Mandalika International Street Circuit, di Lombok Tengah, NTB, Senin (22/11/2021).
Politisi Partai Gerindra itu melanjutkan, dengan anggaran pembangunan Sirkuit Mandalika yang menelan sebesar lebih dari Rp1 triliun, sudah seharusnya pembangunan tersebut bermanfaat dan mempunyai dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat Lombok di tengah pandemi Covid-19.
“Saya tekankan dengan adanya pembangunan sirkuit Mandalika, tidak seperti pembangunan-pembangunan lain seperti wisma atlet atau kereta layang di Palembang yang saat ini bisa kita lihat tidak terpakai, padahal pembangunan tersebut menelan anggaran cukup besar. Diharapkan pembangunan sirkuit tidak sama nasibnya. Hanya digunakan untuk event besar saja yang penyelenggaraan bisa terbilang tidak tiap tahun,” kritisi Nuroji.
Menurutnya, jika Sirkuit Mandalika hanya digunakan untuk event besar, dampak ekonominya tidak terlihat, karena pada dasarnya event besar tidak terselenggara tiap hari. Nuroji menilai, keberadaan Sirkuit Mandalika berperan penting untuk pemulihan roda perekonomian. Kegiatan pariwisata dan olahraga harus bisa bersinergi, sehingga pemerintah daerah sebagai pemangku wilayah harus juga responsif melaksanakan hal tersebut.
“Semoga ke depannya penyelenggaraan event-event bisa tersusun sesuai yang direncanakan, lancar, dan tidak menimbulkan citra negatif, sehingga tidak menimbulkan rasa kapok bagi para wisatawan, yang artinya bisa lebih baik lagi dalam penyelenggaraan event-nya. Infrastruktur (Sirkuit Mandalika) sudah bagus, tinggal penyelenggaraan (event) harus diperbaiki, profesional dan bisa mengharumkan nama bangsa di mata dunia,” pesan legislator dapil Jawa Barat VI itu.
Di tempat yang sama, Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Arie Prasetyo, menjelaskan bahwa ITDC memiliki brand sendiri untuk penyelenggaraan event-event yaitu, Mandalika GP Series dan Mandalika Experiences, di mana Mandalika GP Series adalah konsep motor sport seperti MotoGP, WSBK, dan untuk tahun depan direncanakan akan ada event balap mobil endurance 12 jam dari Perancis. Bahkan diproyeksikan Sirkuit Mandalika akan menggelar Formula 1.
“Presiden meminta pada tahun 2023 paling lama bisa menyelenggarakan Formula 1 dan Indonesia sebagai tuan rumah. Pada dasarnya jika kita berbicara pembangunan, Sirkuit Mandalika memang didesain tidak hanya digunakan oleh sepeda motor saja, namun bisa digunakan mobil,” jelasnya. Selain digunakan untuk event besar, Sirkuit Mandalika bisa digunakan untuk hal lain, seperti penyelenggaraan marathon mini, ataupun balap sepeda.
“Jika kita berbicara terkait investasi, sirkuit jika tidak ada pandemi, dari 10 penyelenggaraan hanya dua yang saat ini akan diselenggarakan, yakni Superbike yang baru saja terselenggara dan MotoGP di 2022. Diperkirakan dari penyelenggaraan MotoGP memberikan perputaran uang kurang lebih Rp500 miliar, yang nantinya uang tersebut kita putarkan kembali untuk tiket, sarana UMKM, dan pesanan makanan bagi panitia terkait,” ungkap Arie.
Sirkuit Mandalika rencananya akan menyelenggarakan MotoGP pada Maret 2022, yang mengharuskan Lombok bisa bersinergi dengan Bali, untuk mendukung penginapan dan hal-hal lainnya yang dibutuhkan panitia penyelenggara. “Karena pada saat penyelenggaraan MotoGP dimulai, kurang lebih jika full penonton bisa mencapai 200 ribu. Ini sepuluh kali lipat dari event World Superbike (WSBK),” tandas Arie. (rni/sf)