Hafisz Thohir: Pemerintah Nafsu Kejar Pertumbuhan, Covid-19 Meningkat

11-07-2021 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir. Foto: Dok/Man

 

Pemerintah dinilai terlalu bernafsu mengejar target pertumbuhan ekonomi, sementara kesehatan masyarakat di masa pandemi ini tak terkonsentrasi dengan baik. Akibatnya, angka positif Covid-19 melonjak tinggi dan Indonesia pun berstatus sebagai negara lower middle income seperti dilaporkan Bank Dunia.

 

"Dulu saya sudah protes keras dengan postur APBN yang masih mendahulukan pertumbuhan ekonomi di atas segalanya. Padahal, kalau rakyat sakit mana mungkin ekonomi bisa bergerak,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir dalam siaran persnya kepada Parlementaria, Minggu (11/7/2021). Jatuhnya status Indonesia ini, sebagai konsekuensi dan imbas pola kebijakan pemerintah di masa pandemi yang tidak konsisten.

 

Nafsu mengejar pertumbuhan ekonomi dengan menafikan kesehatan masyarakat terlihat dari postur APBN. Pemerintah, nilai politisi PAN tersebut, terlihat galau antara mendahulukan ekonomi atau kesehatan. Padahal, sudah jelas kesehatan masyarakat di atas segalanya. Mengutip Cicero filsuf Romawi kuno bahwa kesehatan rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara (Salus Populi Suprema Lex Esto).

 

Hafisz mengingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah tidak akan tercapai sepanjang kesehatan rakyat tidak ditangani dengan maksimal. “Hari ini kita lihat saja Covid-19 merajalela. Pertumbuhan ekonomi belum membaik. Sampai-sampai kita semua enggak berani keluar rumah karena kasus Covid-19 naik tajam,” tutur legislator dapil Sumatera Selatan I ini.

 

Penanganan Covid-19 harus dilakukan secara extraordinary ketimbang memikirkan pertumbuhan ekonomi, yang tak kunjung tercapai. “Situasi sekarang ini sudah tahap bahaya sekali, bahkan saat ini Indonesia sudah hampir sama dengan India,” ungkap Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu lagi. Data 7 Juli 2021, menunjukkan, kasus terinfeksi  mencapai 34.379 dan angka kasus aktif 343.101.

 

Saat in, Indonesia sudah masuk “alert” untuk kedatangan di beberapa negara, karena meningkatnya kasus Covid-19 sama seperti India dan Iran. “Inilah akibat pemerintah ambigu antara ekonomi dulu atau urus pandemi dulu. Karena mau ambil kedua-duanya, ekonomi tetap ingin tumbuh tinggi sambil juga ngurusin Covid-19. Ngurus Covid-19 nggak bisa disambil-sambil," tutup mantan Wakil Ketua Komisi XI DPR ini. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...