Tingkat Literasi Indramayu Dinilai Baik

Anggota Komisi X DPR RI Nuroji bertukar cinderamata dengan perwakilan pemustaka Kabupaten Indramayu di Pendopo Kantor Bupati Indramayu, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021). Foto : Runi/Man
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai tingkat literasi di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat cukup baik. Bahkan terdapat komunitas yang sudah menjalankan atau turut mengembangkan literasi yang bertranformasi mengikuti zaman. Melalui kegiatan membaca dan memanfaatkan buku-buku yang ada ataupun informasi dari perpustakaan, bisa menjadi sarana untuk menyejahterakan masyarakat.
Nuroji mengungkapkan hal tersebut saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI dengan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryati, Asisten Daerahz III Suwenda Asmita, Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Dadang Rusdiayanto, Kepala Bidang Bina Perpustakaan dan Budaya Gemar Membaca Ateng Kusnandar Adi Saputra, perwakilan pemustaka Kabupaten Indramayu, di Pendopo Kantor Bupati Indramayu, Jawa Barat, Jumat (22/1/2021).
“Saya setuju dengan berkembangnya zaman dan tranformasi perpustakaan memiliki peran yang sangat penting. Karena pada dasarnya jika kita berkaca ke belakang, jarang sekali ada kesadaran buku-buku yang sudah kita baca bisa menjadi referensi yang baik sebagai awal untuk mendapatkan pekerjaan, usaha ataupun penghasilan apabila kita bisa praktikkan. Untuk itu dengan adanya komunitas tersebut bisa menjadi contoh,” jelasnya.
Dalam pertemuan terungkap, seorang anak dari buruh tani bernama Sugeng yang merupakan alumni SMK Negeri 2 Indramayu memperoleh Beasiswa Bidik Misi di Fakultas Pendidikan Teknologi di salah satu universitas di Jakarta pada tahun 2020 lali. Ia mengikuti kelas Ngoding sejak 2018 di Perpustakaan Umum Kabupaten Indramayu dan berkat kegigihanya dalam belajar di kelas pemrograman web, ia bisa bekerja sebagai freelance programmer dan mendapatkan penghasilan. Dari hal tersebut, terlihat betapa pentingnya peran perpustakaan.
“Saya mendorong terhadap komunitas lainnya agar dapat menulis tulisan yang bermanfaat, misalnya kearifan lokal baik tentang sejarah kebudayaan maupun teknologi, bagaimana membudidayakan manga, bisa kita tulis. Dari tulisan tersebut bisa bermanfaat bagi pembaca, sehingga dapat dipraktikkan. Kemudian hasilnya diharapkan bisa menopang langsung dan bermanfaat pada kesejahteraan masyarakat,” pungkas politisi Partai Gerindra itu.
Nuroji menambahkan, karya-karya tentang produk mangga ataupun produk lainnya yang berpotensi di daerah Indramayu bisa juga tertuang di dalam tulisan. Karya dan hak cipta penulis akan dilindungi Undang-Undang. Di sisi lain, Nuroji menilai produktivitas menghasilkan buku masih sangat rendah, sekitar 30 ribuan buku per tahun, bahkan produktivitasnya di bawah Korea dan Jepang yang penduduknya lebih sedikit. Di Jepang, setidaknya dihasilkan 100 ribuan buku per tahunnya. Untuk itu Nuroji mendorong dijalankannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (UU SSKCKR).
“Jika UU itu dipatuhi, pemerintah daerah bisa memfasilitasi buku-buku itu disimpan dan diperbanyak, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat. Penulis harus tertib menjalankan UU (SSKCKR). Kewajiban penulis dan penerbit adalah menyetor satu buah kopi untuk perpustakaan nasional, lalu provinsi, untuk diperbanyak dan disebarkan. Sehingga (karya tersebut) dapat di manfaatkan masyarakat. UU (SSKCKR) harus dijalankan, sehingga kebutuhan buku dan informasi kita terpenuhi melalui perpustakaan,” harap legislator dapil Jawa Barat VI itu.
Nuroji berharap, adanya pandemi ini tidak menghentikan upaya-upaya kreativitas penyelenggara perpustakaan maupun masyarakat. Menurutnya harus ada terobosan-terobosan teknologi yang bisa menjembatani perpustakaan dengan masyarakat langsung, misalkan perpustakaan harus memiliki koleksi digital baik e-book, e-jurnal, e-magazine maupun e-paper, yang dapat dimanfaatkan kapan saja dan dimana saja. “Kalo di kampung bisa difasilitasi oleh pemerintah desa dengan menyediakan Wi-Fi, jadi membaca tidak harus pergi ke kota. Itu upaya-upaya yang harus kita perhatikan agar bisa terus berkreativitas,” harap Nuroji. (rni/sf)