Pengembalian Koleksi Museum Nusantara Belanda Diapresiasi

03-01-2020 / KOMISI X

 

Pengembalian sejumlah benda purbakala milik Indonesia yang tersimpan di Museum Nusantara Belanda ke Tanah Air sangat diapresiasi. Pengembalian koleksi museum di Belanda itu, sekaligus jadi kado tahun baru yang sangat berharga.

 

Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot dalam wawancaranya dengan Parlementaria melalui pesan aplikasi Whatsapp, Jumat (3/1/2020). “Pengembalian barang-barang bersejarah koleksi Museum Nusantara Belanda ke Museum Nasional patut kita hargai. Pengembalian tsb merupakan kado tahun baru yang sangat bernilai,” puji Adrianus.

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada akhir Desember lalu telah menerima 1500 koleksi museum di Belanda setelah melalui negosiasi panjang. Benda-benda bersejarah peninggal leluhur Bangsa Indonesia ini diduga banyak tersimpan di museum-museum Eropa. Benda-benda bersejarah milik Indonesia itu dibawa paksa ke Eropa sejak era kolonial. Butuh penelitian lebih lanjut di mana saja koleksi berharga bangsa tersebut berada.

 

“Selanjutnya kita berkewajiban menjaga, mengamankan, dan memelihara peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. Jika bangsa lain sangat menghargai kebudayaan Indonesia yang bernilai sangat tinggi, kita selayaknya menghargainya lebih tinggi lagi dan bangga dengan kebudayaan sendiri,” ucap legislator asal Kalimantan Barat tersebut.

 

Menurut Adrianus, negosiasi pengembalian koleksi bersejarah itu perlu dilakukan di tingkat kepala negara, agar warisan bersejarah Indonesia ini segera kembali ke Tanah Air untuk diselamatkan. “Perlu pembicaraan serius antara Presiden RI dengan kepala negara yang menyimpan koleksi benda-benda budaya Indonesia, agar benda-benda tersebut dikembalikan ke Indonesia,” tambah politisi Partai Golkar ini.

 

Generasi muda Indonesia perlu mengetahui dan memahami kebudayaannya sendiri lewat peninggalan sejarah berupa manuskrip dan artefak kuno warisan nenek moyang. Sementara teknis meminta pengembalian koleksi-koleksi museum di sejumlah negara di Eropa itu, lanjut Adrianus, tak perlu dengan cara paksa. Cukup dengan cara-cara yang bermartabat. (mh/es)

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Dorong Pendidikan Agama Jadi Pilar Integral dalam Revisi UU Sisdiknas
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menegaskan pentingnya pendidikan agama sebagai bagian tak terpisahkan dalam...
Revisi UU Hak Cipta Rampung, Royalti Musik Lebih Transparan
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Once Mekel menekankan pentingnya tindak lanjut nyata dari DPR dan pemerintah untuk...
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...