Tahap Rehab Rekon Gempa Lombok Bisa Dilakukan Optimal

10-09-2018 / KOMISI VIII
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzilly Seusai mengikuti Rapat Konsultasi terkait membahas penanganan gempa Lombok yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018). Foto : Andri/Man

 

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzilly mengatakan, pihaknya sudah menggelar dua kali rapat membahas gempa Lombok, yaitu dengan Kementerian Sosial dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurutnya, pemerintah sudah bekerja cukup baik dan langkah awal adalah mencukupi kebutuhan pengungsi, kebutuhan dasar mereka harus benar-benar tercukupi.

 

Seusai mengikuti Rapat Konsultasi dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan sejumlah menteri Kabinet Kerja terkait membahas penanganan gempa Lombok yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018), Ace mengatakan, setelah masa tanggap darurat selesai, kini masuk ke tahap rehabilitasi dan rekontruksi (rehab-rekon) bisa dilakukan optimal.

 

Pada tahap itu, Komisi VIII DPR RI mengharapkan agar Kemensos segera menangani korban gempa dengan rehabilitasi sosial, termasuk trauma healing (menghilangkan trauma) akibat bencana, untuk bisa membangkitkan kembali rasa percaya diri sehingga kembali normal.

 

Kata politisi Partai Golkar ini, khususnya para pengungsi yang masih tinggal di tenda-tenda, ketika ada gempa susulan selalu dalam posisi ketakutan. “Karena itu, Komisi VIII DPR RI mendorong Kemensos mengirim Tim Pemulihan terhadap dampak psikologis atau psikososial akibat bencana gempa bumi tersebut,” jelas politisi dapil Banten itu.

 

Sementara itu, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam penjelasannya kepada Komisi VIII DPR RI baru-baru ini menyebutkan, dalam penanganan bencana gempa NTB, pihaknya telah melakukan program rehablitasi sosial dengan menyebar 85 petugas di 15 pos Layanan Dukungan Psikososial (LDP) ke titik-titik pengungsian.

 

Adapun bentuk kegiatannya berupa terapi psikologis mencakup kataris mental, trauma healing, konseling, intervensi krisis dan motivasi hidup. Selain itu terapi bermain seperti sulap, games dan flying fox, terapi pendidikan, terapi spiritual, terapi seni, terapi hipnotis dan terapi olahraga.

 

Rehabilitasi sosial lainnya adalah kampanye sosial NTB Bangkit dan Bangun Kembali, Pondok Anak Ceria di 59 lokasi mencakup 5.811 anak dan Gerakan Back To School sebanyak 700 anak di SMPN 6 dan SMPN 7 Mataram. Kemensos juga memberi bantuan khusus kepada 512 disabilitas, 978 lanjut usia dan 22.070 anak panti. (mp/sf)

BERITA TERKAIT
RUU Penyelenggaraan Haji: Soroti Transisi Kelembagaan dan Usulan Kampung Haji
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam di Nusantara...
Revisi UU Haji Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pelayanan Jemaah
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah...
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...
Legislator Komisi VIII Dorong Peningkatan Profesionalisme Penyelenggaraan Haji
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi VIII DPR RI Inna Amania menekankan pentingnya efektivitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal...