Kampus di Perbatasan Butuh Program Beasiswa

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ferdiansyah (F-PG)/Foto:Husen/Iw
Kampus-kampus di wilayah perbatasan ternyata membutuhkan program beasiswa yang lebih banya, untuk memudahkan akses para pelajar melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Secara tidak langsung, program beasiswa ikut menurunkan angka kriminalitas yang dilakukan para pelajar usia produktif.
Demikian terungkap saat delegasi Komisi X DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Ferdiansyah, menggelar pertemuan dengan para rektor universitas negeri dan swasta se-Sulawesi Utara di Politeknik Negeri Manado, Rabu (28/2/2018) sore. Di Sulut, ada kampus Politeknik Nusa Utara yang berlokasi di Tahuna, Kepulauan Sangihe. Kampus ini berada di ujung utara Indonesia.
Dahulu, politeknik ini mendapat alokasi beasiswa sebanyak 200 orang. Kini, alokasi beasiswanya turun menjadi 100. Direktur Politeknik Nusa Utara kepada delegasi Komisi X DPR mengungkapkan, sejak ada program beasiswa, angka kriminalitas di Sangihe turun drastis, karena para pelajar berlomba mengejar beasiswa perguruan tinggi. Tanpa ada program beasiswa, justru banyak usia produktif lulusan SLTA menganggur dan berdampak pada tingginya angka kriminalitas.
Ferdi usai pertemuan, kepada Parlementaria berkomentar, ternyata pemerintah perlu memberi perhatian serius terhadap penambahan akses beasiswa. Ini penting untuk memperkokoh wilayah NKRI.
“Perlu ditambah alokasi beasiswa untuk Bidikmisi dan PPA (program prestasi akademik) di Politeknik Nusa Utara,” harap Ferdi. Politisi Partai Golkar itu memastikan, temuan penting ini akan dikonfirmasi lebih lanjut pada kementerian terkait.
Menurut Ferdi, penambahan program beasiswa ini perlu segera direspon pemerintah. Kasus di Politeknik Nusa Utara, setidaknya menjadi gambaran yang mewakili kondisi dunia pendidikan di ujung negeri. Kemiskinan menjadi faktor rendahnya angka lulusan SLTA yang melanjutkan pendidikannya ke sejumlah universitas. (mh/sf)