Komisi XI Soroti Pembiayaan Jalan Tol Palindra

19-02-2018 / KOMISI XI

 

 

 

Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan menyoroti proses pembiayaan pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) yang secara pembiayaan harus diawasi seluruh pihak, mengingat sumber pendanaan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

 

Hal tersebut mengemuka saat tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Ahmad Hafis Thohir, melakukan pertemuan dengan PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT. Lembaga Management Aset Negara (LMAN) dan PT. Hutama Karya, di Kantor Kontraktor Hutama Karya, Palembang, Sumsel, Kamis (15/2/18). Pertemuan secara khusus membahas pelaksanaan dan pembiayaan  pembangunan Jalan Tol Palindra.

 

Anggota Komisi XI DPR RI Jon Erizal mengatakan, pihaknya telah mendapat amanah untuk melakukan pengawasan penyaluran dana-dana yang disalurkan oleh PT. SMI ke PT. Hutama Karya. Sebanyak Rp 3,3 triliun yang disalurkan ke HK untuk pembangunan jalan tol dengan panjang 22 Km, di penuhi 70 persennya oleh modal PMN dari APBN ke HK. Sedangkan 30 persennya dibiayai oleh PT. SMI.

 

Menurut Jon, yang menjadi perdebatan dalam hal tersebut adalah 30 persen pembiayaan yang dibiayai oleh PT. SMI tersebut, akan kembali sekitar 20 sampai 22 tahun ke depan dengan agrees periode sekitar 15 sampai 17 tahun.

 

“Nah ini banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul, kenapa ini totally seakan-akan sama juga dengan diberi 100 persen oleh APBN. Tapi ada yang melalui APBN, ada juga yang melalui SMI juga. SMI sendiri juga kan mengajukan PMN pada kita, jadi totally semuanya dapat dari APBN. Jadi, kenapa tidak dikerjakan oleh Kementerian atau Lembaga saja,” ungkapnya seolah bertanya.

 

Dari beberapa alasan yang disampaikan oleh HK dan SMI, politisi F-PAN itu berharap, kedua perusahaan tersebut bisa produktif dan bisa memanfaatkan sumber-sumber dana yang diterima, sehingga mereka juga bisa menarik pinjaman pada kreditur masing-masing.

 

“Kalau Rp 3,3 triliun bisa menghasilkan 22 km jalan tol, seandainya itu tidak dibuatkan jalan tol itu, bisa 4 sampai 5 kalinya, sehingga bisa 100 km-an lebih. Dan bisa mendapatkan jalan yang lebih lebar.  Ini saya juga minta SMI untuk mengkajinya ke depan. Penugasan-penugasan seperti ini juga perlu ditelaah, tidak harus ditelan bulat-bulat,” katanya.

 

Lebih lanjut Jon memaparkan, bahwa yang diperlukan oleh daerah-daerah sekarang adalah jalan biasa, bukan jalan tol. Sehingga jika dibangun jalan baru yang bukan tol, jalan itu lebih panjang. Tapi kalau dibangun jalan tol memang tetap produktif, tapi cakupan tol hanya menjadi pendek, hanya 22 km. “Jalan tol sepanjang 22 km mungkin produktifnya 5 sampai 10 tahun lagi. Nah ini tolong dikaji,” pintanya.

 

Jon juga mengingatkan, jangan sampai dana-dana yang diarahkan kepada PT. Hutama Karya, PT. SMI, dan PT. LMAN dalam bentuk PMN itu produktivitasnya tidak maksimal. Jika diperlukan, dana-dana itu dialokasikan ke hal-hal yang sangat produktif.

 

“Tol sangat produktif, tapi ada yang sangat produktif lagi. Nah ini yang harus dicari. Tapi karena ini sudah berjalan, tentunya kita awasi baik-baik. Dan harapan kita, masyarakat setempat juga harus mengawasi. Agar dengan anggaran yang begitu besar, dapat memaksimalkan fungsi jalan tol ini untuk kepentingan masyarakat,” tandas politisi asal dapil Riau itu.

 

Sementara itu, Ketua Tim Kunjungan Komisi XI DPR RI Ahmad Hafisz Thohir mengatakan bahwa terkait persoalan tersebut akan menyampaikan catatan penting kepada kementerian terkait. (ndy/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...