Pusat Pendidikan Vokasi Perlu Dihidupkan Kembali
Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto. Foto: Odjie/od
Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto menegaskan bahwa di dalam meningkatkan mutu standar pendidikan berstandar nasional masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus segera diperbaiki, seperti sarana dan prasarana yang belum memadai, kualitas SDM terutama dosen yang kurang, serta kurikulumnya. Dia berharap Kemenristekdikti mau duduk bersama, menerima masukan-masukan bagaimana sebaiknya standar nasional pendidikan tinggi ini.
Dalam pertemuan Komisi X DPR dengan Kopertis Wilayah VIII di Denpasar Bali, Kamis (1/2), Djoko menyampaikan bahwa standar pendidikan vokasi harus menjadi perhatian, karena selama ini pendidikan vokasi belum ada standarnya. “Kita perlu menghidupkan kembali pusat pendidikan vokasi, selama ini pendidikan vokasi sering menghadapi kendala karena belum adanya standar pendidikannya,” ungkap Djoko.
“Mestinya orang yang lulus dari pendidikan vokasi, adalah orang yang siap pakai. Tetapi sekarang seperti tidak ada bedanya dengan pendidikan di universitras. Kekurangan dana untuk riset dan praktek merupakan salah satu kendalanya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Djoko sampaikan bahwa pendidikan vokasi seharusnya bobotnya lebih pada praktek bukan pada teori. Jangan sampai lulusan vokasi hanya bisa berteori namun tidak bisa mempraktekkannya. “Kita akan menindaklanjuti temuan dan aspirasi dari daerah ini, agar kita bisa menentukan arah standar pendidikan tinggi di Indonesia dengan baik,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa, peringkat Indonesia dalam mengembangkan vokasi di era global dan persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Indonesia mendapat peringkat 87 dari 127 negara, Malaysia mendapat peringkat 37 dan Thailand peringkat 47. (skr/sc)