DPR Berharap Mensos Fokus Tangani Kemiskinan

30-01-2018 / KOMISI VIII
Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher Parasong (F-PAN)/Foto:doeh/Iw

 

Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong mengharapkan sisa masa jabatan Menteri Sosial baru, Idrus Marham, yang tinggal satu tahun ini bisa menjawab berbagai isu penting terkait dengan politik penanganan kemiskinan.

 

“Jangan terlalu banyak diskusi, kerjakan, kerjakan dan kerjakan. Ini saya kira yang paling penting,” katanya ketika memimpin Rapat Kerja dengan Menteri Sosial Idrus Marham di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/1).

 

Raker pertama dengan Menteri Sosial pengganti Khofifah Indar Parawansa kali ini beragendakan evaluasi pelaksanaan APBN 2017 dan isu-isu aktual bidang sosial. Selanjutnya Ali Taher menegaskan, meningkatkan anggaran bukanlah perkara yang sulit. “Tapi memberdayakan masyarakat itu jauh lebih sulit,” ungkap politisi PAN itu.

 

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi VIII DPR RI Choirul Muna menyoroti data-data kemiskinan di seluruh Indonesia yang ternyata masih amburadul, padahal dulu pernah dicanangkan. Karena itu, dia mendesak Kemensos untuk evaluasi serempak data kemiskinan.

 

Menurut Muna, Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan kartu yang menarik banyak orang, karena terdapat KIP, KUBE, KIS dan lainnya. Padahal, program itu hanya boleh diterima oleh orang yang masuk data kemiskinan atau PKH.

 

“Kalau data itu diterima orang yang mampu, akan menjadikan iri orang miskin yang tidak mendapatkan berbagai fasilitas sosial itu,” jelas politisi F-Nasdem itu.

 

Sisi lain, kata Muna, jumlah E-warung yang masih sangat sedikit, banyak dikeluhkan oleh Dinas Sosial kabupaten/kota. Contohnya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dari jumlah 91.081 penerima PKH, seharusnya ada sekitar 340 E-warung, tapi ternyata satupun belum ada.

 

“Ini sangat terkendala. Mohon program E-warung ini segera direalisasikan, sehinga setiap kabupaten bisa meng-cover E-warung tersebut,” tutur Muna.

 

Dalam paparannya, Mensos Idrus Marham menjelaskan pemutakhiran data fakir miskin. Tahun 2017 lalu, verifikasi dan validasi data penerima manfaat dengan target penerima Program Perlindungan Sosial yang belum terdaftar dalam Basis Data Terpadu (BDT) sebanyak 2.537.138 rumah tangga pada 7 kabupaten di 3 provinsi.

 

Kondisi saat, belum seluruh Pemda Kabupaten/kota melaksanakan kewajibannnya untuk melakukan verifikasi dan validasi data fakir miskin. Kemampuan Kemensos untuk membantu verikasi dan validasi dari anggaran pusat sangat terbatas, pada tahun 2018 hanya untuk 2,5 juta rumah tangga. (mp/sf)

BERITA TERKAIT
Revisi UU Haji Diharapkan Tingkatkan Kualitas Pelayanan Jemaah
20-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abidin Fikri, menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah...
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...
Legislator Komisi VIII Dorong Peningkatan Profesionalisme Penyelenggaraan Haji
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi VIII DPR RI Inna Amania menekankan pentingnya efektivitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal...
Selly Andriany Ingatkan Pentingnya Harmoni Sosial Pasca Perusakan Rumah Doa di Sumbar
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Menanggapi insiden perusakan rumah doa umat Kristiani di Sumatera Barat, Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany...