Penyerapan Anggaran Jabar Lambat

03-03-2017 / KOMISI XI

Ketua Tim Kunker Komisi XI DPR Marwan Cik Asan memimpin kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat didampingi 16 orang Anggota Dewan, Senin (27/2). Selama di daerah itu Tim melakukan pertemuan dengan Kepala Perwakilan BPK Jawa Barat, Kepala Perwakilan BPK Jawa Barat dan Kepala Pusat Statistik Prov. Jawa Barat.

 

Kedatangan Tim Komisi XI DPR disambut Kepala Perwakilan BPK, Kepala Perwakilan BPKP dan Kepala Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

 

“Berdasarkan beberapa temuan BPK RI bahwa terjadi keterlambatan penyerapan anggaran  di pusat maupun daerah. Bagaimana penyerapan anggaran APBD Prov. Jabar, apakah terjadi penumpukan di akhir tahun anggaran atau tidak dan langkah-langkah apa yang telah dilaksanakan oleh BPK Perwakilan Prov. Jabar ,“ ungkap Marwan saat membuka rapat di Gedung  BPK Prov. Jawa Barat.

 

Disamping itu, politisi dari Partai Demokrat menegaskan bahwa kunjungannya dalam masa reses ini adalah untuk mendapatkan masukkan dari berbagai pemangku kepentingan yang berkaitan dengan kesimpangsiurannya masalah penyerapan anggaran daerah yang telah berjalan 3 tahun terakhir.

 

Kepala Perwakilan BPK Jabar Arman Syifa menanggapi pertanyaan Tim Komisi XI DPR tentang upaya yang dilakukan BPK (Badan Pemeriksa keuangan  (BPK) Jawa Barat dalam melakukan enpowering terhadap Pegawai Pemerintah Prov. Jabar sehingga penyajian laporan keuangan daerah menjadi lebih baik.

 

Upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar menggunakan SDM sesuai kompetisi dan sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pihaknya juga meningkatkan kompetensi melalui diklat dan bimtek dan jika diperlukan melakukan pendampingan oleh BPKP dalam perbaikan system dan penyajian laporan keuangan daerah.

 

Selain itu juga mendorong Pemda untuk melakukan studi banding dengan Pemda lain yang telah lebih baik dalam melakjukan pengelolaan keuangan. Dalam kesempatan itu, Kepala Perwakilan BPKP Prov. Jabar Deni Suardini menyampaikan langkah langkah yang sudah dilakukan oleh BPKP agar pengelolaan dana desa dapat berjalan secara transparan dan akuntable.

 

Langkah-langkah yang dilakukan perwakilan BPKP Prov. Jabar adalah dengan menyediakan tools berupa Aplikasi Sistem Keuangan Desa (siskeudes) bekerjasama dengan Kemendagri serta melakukan pelatihan/bimtek implementasi Siskeudes kepada perangkat desa.

 

“Hambatan utama belum dilaksanakannya Siskeudes tersebut adalah tidak adanya anggaran yang disediakan pemerintah daerah untuk pendampingan pelatihan perangkat desa," jelas Deni menambahkan.(hr,mp), foto : eka hindra/hr.

 

 

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...