Sofyan Tan Pertanyakan Seleksi Penerima Beasiswa ADIK

20-09-2016 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan mempertanyakan proses seleksi dan rekruitmen penerima beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan). Hal tersebut diungkapkannya usai menerima masukan dari wakil rektor Universitas Sumatera Utara (USU) beserta jajarannya, Jumat (16/9).
 
 
“Tadi kami sempat mendapat masukan dan penjelasan tentang penerima beasiswa ADIK, khususnya yang dari Papua. Salah satunya terkait masih rendahnya minat belajar mahasiwa asal Papua yang akhirnya mempengaruhi nilai IPK (indeks prestasi kumulatif) nya yang masih di bawah 2,00. Hal ini cukup disayangkan,”ujar Sofyan saat kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR RI ke Universitas Sumatera Utara.
 
 
Tidak hanya itu, lanjut Sofyan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Wakil rektor II USU, Muhammad Fidel Ganis Siregar, penerima ADIK asal Papua juga memiliki kendala dalam hal Bahasa, serta sulitnya beradaptasi dengan mahasiswa lainnya di kampus tersebut. Begitupun dalam kemampuan terhadap teknologi computer yang masih tergolong rendah.
 
 
Kondisi demikian tentu sangat disesalkan mengingat tidak sedikit mahasiswa dari daerah 3 T (tertinggal, terluar, dan terdepan) yang memiliki kualitas yang lebih tinggi namun tidak memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa ADIK.
 
 
“Seleksinya bagaimana ini. Banyak sekali siswa dengan minat belajar yang tinggi dan kualitas yang cukup baik ingin mendapatkan beasiswa ADIK, namun tidak ada akses. Contohnya, siswa di Nias. Dari segi wilayah Nias masih satu kawasan dengan USU, berbeda dengan Papua yang jauh dari Sumut. Tentu dari segi cost atau biaya lebih murah Nias. Kalau Papua, bisa mendapatkan beasiswa ADIK di perguruan tinggi yang ada di wilayah timur, misalnya Makassar. Disini tentu akan terjadi efisiensi anggaran. Sayangnya, justru di Nias ini yang sangat sulit mendapatkan bantuan beasiswa,”papar Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
 
 
Menanggapi hal tersebut Direktur Pembelajaran Kemenristek DIkti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan bahwa karakteristik mahasiswa Papua yang demikian memang sudah dikeluhkan oleh beberapa perguruan tinggi pemberi ADIK. Namun yang tersebut menurutnya dapat dimaklumi, mengingat selama ini sarana dan prasarana di Papua, seperti teknologi dan sebagainya memang sangat minim , bahkan bisa dikatakan tidak ada. Hal itulah yang membuat mahasiswa asal Papua cukup tertinggal di banding daerah lain.
 
 
Sementara itu terkait masih sulitnya akses Nias untuk mendapatkan beasiswa ADIK padahal dari segi wilayah sangat dekat dengan Medan (USU), menurut Paristiyanti adalah karena belum ada proposal pengajuan yang masuk dari daerah tersebut. Proposal ini disusun atas kerjasama yang baik dengan Dinas kabupaten/kota dan provinsi. Dengan adanya proposal tersebut, pihaknya meyakini akan terus memproses dan memberikan kuota beasiswa ADIK untuk daerah Nias.
 
 
Di USU sendiri penerima ADIK pada tahun 2016 adalah berjumlah 16 orang, tahun 2015 berjumlah 32 orang dan tahun 2014 berjumlah 15 orang. (Ayu), foto : rahayu/hr.
BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...