SDM Indonesia Perlu Diperhatikan Agar Mampu Bersaing

13-09-2016 / KOMISI X

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia perlu mendapat perhatian dengan seksama agar mampu bersaing dan mengungguli negara-negara lain di ASEAN. Atau paling tidak, mampu menyamai beberapa negara tetangga seperti Singapura, Thailand atau Malaysia. Pasalnya, ketiga negara itu selama ini berada di atas Indonesia dalam hal indeks daya saing.

 

Demikian dikatakan Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana saat kunjungan kerja spesifik Komisi X ke sejumlah SMK di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/09/2016). Kunjungan dalam rangka meninjau pendidikan vokasi ini, meninjau SMKN 2 Bandung, SMK Negeri 9 Bandung, SMK Negeri 13 Bandung dan SMK Igasar Pindad.

 

“Tentunya, mengenai peningkatan daya saing, pada dasarnya kita sedang berbicara bagaimana membuat strategi pendidikan formal yang mampu memberikan bekal yang memadai bagi output pendidikan berupa integritas, kecerdasan dan kecakapan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan produktivitas nasional yang berkualitas,” tegas Dadang.

 

Oleh karena, tambah politisi F-Hanura itu, pengembangan SMK harus mendapat perhatian kebijakan dan penanganan yang serius dalam berbagai aspeknya seperti persoalan ketersediaan guru produktif, sumber daya anggaran, sarana prasarana, kurikulum dan hal pendukung lainnya. Penyelenggaraan SMK pun tidak lepas pula dari ketersediaan dana yang memadai agar sekolah bisa menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan praktek yang sejalan dengan tuntutan pasar kerja.

 

“Sehingga, harus ada pembedaan yang mendasar terkait Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar ataupun yang lainnya, antara SMA dengan SMK. Selain faktor biaya operasional SMK yang lebih mahal dibandingkan SMA, juga karena materi praktek di SMK porsinya lebih besar. Tentunya kebijakan insentif ini dibutuhkan untuk memotivasi anak-anak Indonesia memasuki SMK,” imbuh Dadang.

 

Tentunya, kata politisi asal dapil Jawa Barat itu lebih lanjut, dengan peningkatan bantuan operasional, maupun pengadaan alat praktek yang relevan dengan tuntutan riil dunia kerja, serta profesionalitas guru yang tetap terjaga, maka diharapkan lulusan SMK ini sudah siap pakai di dunia kerja sebagaimana tujuan pendidikan vokasi.

 

“Ini untuk menjawab fakta yang merupakan kritik atas penyelenggaraan pendidikan SMK di Tanah Air, yang dikatakan bahwa pengangguran lulusan SMK lebih banyak dibandingkan dengan lulusan SMA,” tutup Dadang.

 

Kunjungan kerja spesifik yang dipimpin oleh Anggota Komisi X DPR Nuroji (F-Gerindra) ini juga diikuti oleh Anggota Komisi X DPR Puti Guntur Soekarno (F-PDI Perjuangan), Popong Otje Djundjunan (F-PG), Dedi Wahidi (F-PKB), Sohibul Iman (F-PKS), dan Dony Ahmad Munir (F-PPP). (sf) foto: sofyan/mr.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...