UGM Butuh SDM Untuk Penuhi Rasio Ideal Universitas Kelas Dunia
Universitas Gajdah Mada (UGM) sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum memiliki tanggung jawab yang lebih itu diantaranya dengan menggunakan otonomi akademik dan otonomi non akademik. Perguruan tinggi berbadan hukum ini semestinya bisa masuk rangking 500 besar dunia. Saat ini UGM menempati posisi ke 512 perguruan tinggi di dunia.
“Dari evaluasi yang kami lakukan kenapa belum bisa masuk ke perguruan tinggi rangking dunia salah satu penyebab signifikannya adalah rasio antara dosen dan mahasiswa yang masih terlalu kecil, ini tidak memenuhi standar kelas dunia,” ungkap Rektor UGM Dwikorita Karnawati saat pertemuan Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI dengan Rektor Perguruan Tinggi Negeri di UPN Yogyakarta, Senin (21/12/2015).
Rasio dosen dan mahasiswa di UGM saat ini, kata Dwi, bervariasi dimana rata-rata satu 1 : 20 sampai 1 : 30. Untuk meraih ranking 500 besar dunia rasionya harus dibawah itu. “Sebagai perguruan tinggi kerakyatan UGM tidak bisa langsung memangkas bahwa ini nggak boleh masuk, karena kebutuhan untuk masuk perguruan tinggi itu selalu melampaui kemampuan kami dari segi SDM,” tandasnya.
Ia menjelaskan, mulai tahun depan UGM akan sedikit mengurangi penerimaan mahasiswa atau mempersiapkan alternatif lain yaitu memohon ke Kementerian PAN agar bisa menerima pegawai negeri tambahan untuk mengimbangi rasio tersebut.
Peta terakhir SDM di UGM, lanjut Dwi, ternyata lebih dari 15% SDM usianya sudah 60 tahun keatas. Jadi piramida demografi UGM sudah mulai memberat di bagian kepala. “Ini merupakan early warning bahwa perlu segera adanya peremajaan SDM dan pembinaan SDM yang mudah dan sekitar 50% ke bawah kami perlu membina untuk cepat menjadi associate profesor jadi sekarang masih assistant profesor dan nanti perlu segera pengisi kepala yang semakin membesar dan akan hilang itu perlu kami tingkatkan,” paparnya.
“Pointnya yang perlu kami sampaikan disini bahwa kebutuhan SDM untuk memenuhi rasio ideal universitas kelas dunia, sekaligus juga tanpa meninggalkan kepentingan rakyat, jangan sampai demi kelas dunia lalu mahasiswanya yang seharusnya masuk menjadi tidak boleh masuk itu kan juga tidak bisa,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, Ketua Tim Komisi X DPR Abdul Kharis Almasyhari berjanji akan membantu untuk membicarakan masalah kebutuhan SDM UGM dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir selain anggota Tim Komisi X yaitu Rektor UPN, Rektor ISI, Wakil Rektor UNY, Kopertis, dan wakil Kementerian Riset dan Dikti. (sc), foto : suciati/parle/hr.