Borobudur Jangan Kalah Dengan Bali
Anggota Komisi X DPR Yayuk Sri Rahayuningsih meminta apa yang dikeluhkan stake holder (pemangku kepentingan) obyek wisata Candi Borobudur perlunya kerja sama meningkatkan infrastruktur bisa direalisasikan Pemprov Jawa Tengah. Termasuk peningkatan kualitas Bandara Ahmad Yani Semarang sebagai salah satu pintu gerbang masuknya wisatawan ke Jawa Tengah.
Ketika melakukan kunjungan kerja spesifik dan berdialog dengan pejabat Provinsi Jateng dan Pemkab Magelang serta Asita dan PHRI baru-baru ini di Borobudur, Yayuk lebih jauh mengatakan, Kemenpar dalam APBN- P 2015 dapat pagu anggaran Rp 2,472 triliun dan RAPBN 2016 mendapatkan alokasi pagu sementara Rp 5,643 triliun berarti mengalami kenaikan sebesar Rp 3, 17 T.
Penigkatan anggaran tersebut kata Yayuk, akan dimanfaatkan untuk melakukan promosi secara besar-besaran baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan dalam negeri atau nusantara (wisnus). Khusus untuk Candi Borobudur yang merupakan warisan dunia ini harus diusahakan betul-betul jangan sampai kalah dengan Bali.
“ Jangan kalah dengan Bali. Bali warisan nasional atau warisan Indonesia, sementara Borobudur adalah warisan dunia,” tegasnya.
Selain itu, dia menyatakan beberapa stake holder yang menangani Zona I Borobudur serta Zona II dan III tidak menonjolkan ego sentris masing-masing . Bisa digabung antara Asita, PHRI dan pemangku kepentingan lain untuk sama-sama meningkatkan kunjungan turis ke Borobudur.
Meski lokasi tempat tinggalnya tidak jauh, Yayuk yang juga Ketua Tim Kunspek Komisi X Abdul Kharis sama-sama dari Dapil Jateng, namun baru sekali ke Borobudur ketika siswa SD. “ Jadi potensi wisnus sendiri masih sangat besar, terutama anak-anak sekolah perlu dikenalkan bahwa ada keajaiban dunia- Borobudur,” tegas Yayuk.
Sementara Kemenpar yang mencanangkan beberapa promosi Borobudur di luar negeri diharapkan lebih gencar lagi karena popularitasnya menurun, padahal seharusnya kita bangga. “ Bandingkan dengan Bali, setiap kuil di Bali bisa jadi obyek, tapi ini yang sudah ada di depan mata, tidak ditangani dengan serius,” tekan dia. (mp), foto : mastur prantono/parle/hr.