Komisi III Pertanyakan Kejujuran Andi dan Tjahjo
Anggota Komisi III DPR RI Muslim Ayub menilai pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tak jujur. Politisi F-PAN ini menilai Tjahjo tidak bicara jujur terkait pertemuan dirinya dengan Ketua KPK Abraham Samad, hingga masuknya Samad sebagai nominasi calon Wakil Presiden dari PDI-Perjuangan.
Demikian terungkap ketika Komisi III memanggil Andi dan Tjahjo untuk mendengar keterangannya terkait pertemuan keduanya dengan Samad, sekaligus membahas pernyataan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyatakan Samad berniat menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo.
Ayub juga memberikan sindiran keras ditujukan kepada Tjahjo, yang merupakan mantan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan, karena melontarkan pernyataan yang berubah-ubah soal pertemuan dengan Samad. Ia menegaskan, jangan ada keterangan yang ditutup-tutupi.
“Tidak jujur ini menyangkut masuknya Abraham Samad masuk nominasi, Pak Tjahjo dan Pak Andi. Sudah enam kali pertemuan soal calon wapres. Jangan ditutupi,” tegas Ayub di ruang rapat Komisi III DPR, Gedung Nusantara II, Senin (16/02/15).
Politisi asal Dapil Aceh I ini juga menyindir Tjahjo yang sebelumnya mengaku tak pernah bertemu Samad, namun sekarang mengakui. Meskipun saat ini, Tjahjo mengatakan bertemu bukan empat mata, melainkan ada lima orang. Apalagi, Tjahjo mengetahui kalau bertemu dengan pimpinan KPK punya prosedur dan aturan agar tidak ada etika yang dilanggar.
“Anda pernah membantah tidak bertemu dengan Samad. Anda bisa jelaskan saudara mengapa berubah tiba-tiba mengaku pertemuan ini. Ini yang Pak Tjahjo harus terangkan. Bertemu dengan pimpinan KPK melanggar kode etik atau tidak? Ini yang perlu saya garis bawahi,” tegas Ayub.
Tjahjo mengatakan pertemuannya dengan Samad tidak membahas kemungkinan Samad menjadi cawapres) mendampingi Presiden Jokowi. Ia mengatakan, pertemuannya dengan Samad merupakan hal yang wajar karena posisinya saat itu adalah politisi PDI-Perjuangan, untuk membangun komunikasi. Pertemuannya juga bersifat formal.
Tjahjo menjelaskan dirinya hanya diajak oleh seorang dokter yang sangat dekat dengan Samad. Menurut dia apakah pertemuan itu melanggar SOP seorang pimpinan KPK, maka hanya Abraham Samad yang tahu. Pertemuan itu pun disaksikan David, Hasto, dan Supriyansyah serta tidak membahas capres atau cawapres.
“Pertemuan tidak empat mata, namun lima pasang mata yang berlangsung satu jam di apartemen SCBD. Saya lupa tanggalnya namun sekitar Maret-April. Soal salah atau tidak, melanggar SOP atau tidak, yang tahu ya Samad. Saya hanya diajak seorang dokter yang sangat dekat dengan Samad,” jelasnya.
Ayub juga mengkritisi pernyataan Andi yang dinilai tidak jujur soal bursa cawapres buat Jokowi. Seharusnya, sebagai Koordinator Tim Sebelas, Andi mesti bicara terbuka termasuk urusan Samad yang masuk nominasi menjadi cawapres. Malah, Andi menyatakan bahwa pertemuannya dengan Samad di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, adalah kebetulan adanya.
“Saat masuk ke ruang transit VVIP di Bandara Adi Sucipto seusai kampanye Jokowi di Yogyakarta, kebetulan saya melihat rombongan Samad, dan saya meminta izin untuk bertemu dengan ibunda dan isteri beliau (Samad) untuk mencari data-data tambahan tentang nilai-nilai keluarga, latar belakang dan hal-hal lain menyangkut latar belakang beliau sebelum menjabat sebagai Ketua KPK,” jelas Andi.
Pernyataan Andi ini pun dipertanyakan oleh Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman. Ia menilai ada kejanggalan, karena Samad tidak mempertanyakan maksud dan tujuan Andi mengunjungi keluarga Samad.
“Pertemuan di Bandara Adi Sucipto, apakah benar itu kebetulan apa memang diskenariokan? Memangnya Samad tidak menanyakan alasan Anda (Andi) ingin menemui isteri dan ibunya (Samad) di Pulo Mas? Kan aneh,” tanya Politisi F-PD ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi III Dwi Ria Latifah. Ia meminta Andi agar bersikap lebih jujur. “Apakah pertemuan serupa juga dilakukan ke keluarga tujuh calon lainnya. Lebih baik adinda (Andi) jujur saja, jangan berkelit. Kita di sini disaksikan oleh masyarakat, jangan menjadi dagelan yang menjadi bahan tertawaan,” tegas Politisi F-PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, Supriansyah, pemilik apartemen yang digunakan untuk menggelar pertemuan antara Samad dengan para petinggi PDIP, mengaku bahwa memang apartemen itu sering dijadikan sebagai tempat pertemuan dengan para petinggi-petinggi PDI-Perjuangan. Bahkan, ia juga pernah diminta menjemput Puteri Indonesia 2014 Elfira Devinamira untuk bertemu dengan Samad. (sf,ss,ds,hi)