Pembangunan Rambu Suar di Tanjung Datu Bermasalah
Permasalahan pembangunan Rambu Suar di Tanjung Datu oleh Malaysia merupakan ekses dari berbagai permasalahan-permasalahan perbatasan yang tidak terselesaikan hingga saat ini. Hal ini dapat dipahami karena menyelesaikan persoalan seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Demikian dikatakan anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, pada Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri di ruang rapat Komisi I DPR Gedung Nusantara II Jakarta, Selasa (3/6) sore.
Dalam acara yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, Tantowi mengemukakan, persoalansepertiini pernah dialami Indonesia dengan Filipina hingga 20 tahun pun belum dapat terselesaikan. Dia mengatakan, permasalahan Tanjung Datu serta permasalahan yang lainnya itu merupakan sebuah PR kita bersama.
“ Permasalahan perbatasan itu adalah permasalahan krusial yang dihadapi oleh Menteri Luar Negeri siapapun dia, “jelas Tantowi.
Politisi FPG ini juga menyinggung masalah peranan Asean dalam perkembangan isu Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan salah satu kawasan dengan potensi konflik cukup tinggi, mengingat adanya klaim teritorial yang tumpang tindih dengan melibatkan negara anggota Asean.
Insiden di lapangan akhir-akhir ini menunjukan peningkatan eskalasi ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, namun peranan Asean dalam geo politik terkesan hanya sebagai penonton saja.
Karena itu, lanjut Tantowi, sudah saatnya kita berbicara yang lebih keras kepada dunia tidak lagi berbicara sebagai market. “ Kita harus berbicara sebagai pemain, karena kalauberbicara dengan isu inilah maka kita bisa bersanding dengan baik seperti Tiongkok dan dengan Jepang,” tambahnya.
Dikatakannya, Asean yang di dalamnya Indonesia akan menjadi satu kekuatan yang diperhitungkan bukan saja dalam perspektif peluang bisnis dan ekonomi namun juga dalam perspektif ketahanan dan keamanan.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri MartyNatalegawa mengatakan, terkait tindakan Malaysia tersebut, Kemlu telah menempuh langkah-langkah dengan menyampaikan protes langsung kepada Kepala Perwakilan Malaysia di Jakarta. Disamping itu jugamenyampaikan nota protes kepada Kedutaan Besar Malaysia atas pemasangan tiang pancang rambu suar yang berada di sisi dalam wilayah landas Kontinen Indonesia.
Martymengatakan telah mengeluarkan pernyataan pers yang pada intinya menyatakan keberatan atas kegiatan pembangunan tiang pancang rambu suar oleh Malaysia yang dilakukan di dalam garis landas Kontinen Indonesia.
Terkait perkembangan terbaru di Laut Tiongkok Selatan, Indonesia telah mengeluarkan Pernyataan Pers mengenai Isu Laut Tiongkok Selatan, danmenyampaikan kekhawatiran Indonesia terhadap “risiko yang nyata bagi esklasi yang besar dan miskalkulasi” di LTS.
Kemlu juga menyerukan kedua pihak (Vietnam dan RRT) untuk menahan diri dan menghormati komitmen internasional serta menghindari tindakan yang membahayakan kawasan. (Spy), foto : andri/parle/hr.