Penanganan Sawah Puso Harus Terpadu
Menyusul bencana banjir di sejumlah daerah yang mengakibatkan areal pertanian puso (rusak) dan gagal panen, maka pemerintah dihimbau memberi solusi terpadu atas kerugian yang diderita para petani di daerah. Setidaknya, ada 16 provinsi di Indonesia yang mengalami kerusakan areal sawahnya akibat bencana banjir ini.
Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto (F-PKS), Rabu (6/2). Dalam rilis yang disampaikannya, dia mengingatkan pemerintah agar penanganan sawah puso yang terkena bencana banjir di 16 provinsi dilakukan secara terpadu. Wilayah terluas yang terkenan banjir adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Aceh.
Menurut Hermanto, koordinasi menjadi kunci keberhasilan dalam memulihkan kondisi area tanaman pangan. Permasalahan ini tidak mungkin hanya ditangani oleh satu kementerian, namun harus litas sektoral.
"Bencana banjir yang tengah terjadi saat ini jelas akan menambah beban petani. Bahkan secara nasional dampak banjir ini telah menyebabkan kerugian khususnya bagi petani yang mencapai Rp 2,54 triliun. Kerugian terbesar adalah akibat rusaknya tanaman padi di lahan sawah dan diiringi dengan rusaknya jaringan irigasi di tingkat usaha tani," jelas Hermanto.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera Dapil Sumatara Barat ini berharap, pemerintah secara lintas sektoral melakukan aksi nyata, baik jangka pendek pada masa tanggap darurat maupun tahap pemulihan. Hal ini penting agar produksi pangan nasional khususnya padi tidak terganggu, sehingga mampu memberikan jaminan terhadap ketersediaan pangan, imbuhnya.
Sebagai gambaran, Kementerian Pertanian mengungkapkan, selama Oktober 2013 - Januari 2014 sektor pertanian mengalami kerugian hingga mencapai Rp 2,54 triliun akibat bencana. Kerugian terbesar akibat rusaknya tanaman padi di lahan sawah dan rusaknya jaringan irigasi di tingkat usaha tani. (mh)/foto:iwan armanias/parle.