Koordinasi Menjadi Barang Langka di Indonesia

27-01-2014 / KOMISI VIII

Anggota Komisi VIII Amran menilai, koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menangani bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, masih langka. Akibatnya, bantuan kepada korban bencana menjadi terhambat.

“Kalau kita lihat kinerja BNPB dalam hal tanggap darurat, kita lihat itu ada satu hal yang menjadi barang langka di kita, bahkan menjadi mahal, yaitu koordinasi antar instansi yang ada di daerah dalam tanggap bencana. Kita lihat ini agak lamban. Mungkin leader koordinasi ini tidak tanggap dalam melakukan koordinasi darurat,” kata Amran di Ruang Rapat Komisi VIII, Gedung Nusantara II, Senin (27/01).

Politisi PAN ini juga menilai, hal ini akan menambah persoalan jika ada Provinsi yang tidak memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sehingga Pemerintah Daerahnya mesti turun langsung.

“Jika ada bencana di daerah, berarti itu menjadi wilayah kerja BPBD. Yang menjadi persoalan, ada beberapa daerah di Indonesia yang belum memiliki BPBD. Siapa yang melakukan  koordinasi jika tak ada BPBD? Tentunya Pemerintah Daerah,” tambah Amran.

Ia memberi contoh Pemda yang dapat melakukan koordinasi tanggap bencana. Sehingga, tak perlu menunggu instansi yang memiliki tupoksi menangani bencana.

“Sebagian daerah saya rasa sudah ada yang melaksanakan koordinasi darurat. Contohnya di Palopo, Sulawesi Selatan, jika ada bencana, maka Walikotanya langsung turun, sehingga kemudian seluruh instansi yang berkepentingan terjun langsung ke lokasi bencana. Saya rasa ini perlu menjadi contoh untuk provinsi-provinsi lain. Jadi, jangan menunggu instansi yang memiliki tugas berkaitan dengan bencana,” harap Amran.

Politisi asal Dapil Sulawesi Selatan menambahkan, hal yang menjadi kendala dalam menangani bencana adalah masalah anggaran, karena pada saat penanganan bencana masih ada kebingungan mau mengambil dana darimana.

“Sehingga, mungkin koordinasi menjadi terhambat karena bingung ini anggaran siapa yang akan dipakai. Seharusnya Pemda itu harus memiliki inisiatif. Untuk keluar dari persoalan ini, Pemda harus menyiapkan dana siap pakai atau dana cadangan untuk penanganan bencana,” harap Amran. (sf), foto : hr/parle/naefurodjie*

BERITA TERKAIT
Maman Imanulhaq Dorong Kemenag Perkuat PAUD Qu’ran
14-08-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat posisi Pendidikan Anak Usia...
Legislator Komisi VIII Dorong Peningkatan Profesionalisme Penyelenggaraan Haji
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Surabaya - Anggota Komisi VIII DPR RI Inna Amania menekankan pentingnya efektivitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal...
Selly Andriany Ingatkan Pentingnya Harmoni Sosial Pasca Perusakan Rumah Doa di Sumbar
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Menanggapi insiden perusakan rumah doa umat Kristiani di Sumatera Barat, Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany...
Selly Andriany Minta Penindakan Tegas atas Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang
30-07-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, menyayangkan aksi intoleransi yang terjadi di Padang, Sumatera Barat,...