Komisi VIII Sesalkan Tingginya Kekerasan Perempuan di Papua Barat
Komisi VIII sesalkan masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Papua Barat. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi VIII DPR RI, Kasma Bouty saat melakukan kunjungan kerja ke Papua Barat beberapa waktu yang lalu.
“Tadi disampaikan oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Papua Barat bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Papua Barat masih tinggi. hal tersebut dikarenakan masih adanya kebiasaan dari masyarakat sekitar akan budaya minum-minuman keras. Hal itulah yang kemudian memicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan,”ungkap Kasma Bouty.
Dilanjutkan Kasma, meski sulit merubah kebiasaan meminum minuman keras, namun dengan pendekatan dari aparat setempat dan petugas penyuluhan dari dinas sosial maupun dari (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) badan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ia yakin bahwa hal itu dapat diatasi, atau paling tidak diminimalisir.
Meski angka kekerasan terhadap perempuan Papua Barat cukup tinggi, namun khusus untuk keterlibatan perempuan di bidang politik, di Papua Barat cukup menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah politisi perempuan yang menduduki DPR Papua Barat menjadi 9 orang. Tentu penambahan kursi perempuan di legislatif itu juga harus dibarengi dengan keputusan-keputusan politik yang mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan.
Dengan kata lain, peluang yang besar bagi keterwakilan politisi perempuan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang dengan 30 persen keterwakilan perempuan dalam sebuah partai, juga harus dibarengi dengan keputusan politik yang bisa mengangakat isu-isu yang menyangkut nasib perempuan. (Ayu), foto : wahyu/parle/hr.