Perpustakaan di Provinsi dan Kabupaten Kurang Diminati

16-09-2013 / KOMISI X

Keberadaan perpustakaan di Provinsi Sulawesi Tengah harus ditingkatkan fungsinya untuk menjadi sarana wisata baca bagi belajar, mahasiswa dan seluruh komponen masyarakat dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui membaca, menulis, meneliti dan berdiskusi.

“Komisi X DPR RI meminta perhatian pemda provinsi maupun pemda kabupaten untuk memberi perhatian yang lebih serius kepada perpustakaan. Sebab kita amati perpustakaan ini seolah-olah lembaga yang nomor dua, artinya tidak terperhatikan dengan baik,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI Syamsul Bachri (F-PG) saat ditemui Parle usai meninjau perpustakaan daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Jum’at (13/9’13).

Komisi X lanjut Syamsul, berkali-kali mengunjungi perpustakaan tingkat provinsi namun  keadaannya sangat menyedihkan, seolah-olah menjadi tempat yang tidak menarik untuk dikunjungi oleh orang-orang yang mencari referensi, mencari ilmu dan segala macam.

Menurutnya, perpustakaan tidak menarik, karena tidak diurus dengan baik, tidak diberi dukungan yang baik oleh pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten. Untuk itu, dia  menghimbau kepada provinsi maupun kabupaten supaya memberi perhatian serius kepada perpustakaan.

“Kalau perpustakaan dikelola dengan baik bisa mendorong minat baca masyarakat. Minat baca masyarakat meningkat tentu akan mempercepat proses pencerdasan kehidupan bangsa,” tambahnya.

Pengelolaan perpustakaan ini menjadi tanggungjawab kita semua seperti DPR RI, pemerintah baik pusat, provinsi maupun kabupaten, dan juga DPRD provinsi maupun kabupaten untuk memberi perhatian yang lebih serius kepada perpustakaan.

Di sisi lain, Komisi X DPR RI selalu berusaha untuk memberikan dukungan, baik dukungan kebijakan maupun dukungan anggaran. Tapi ini sangat tergantung kepada manajemen perpustakaan itu sendiri.  “Jadi kita selalu mendorong supaya ada perpustakaan kita menjadi kebanggaan, dan bisa menjadi semacam kebutuhan bagi masyarakat untuk bisa berkunjung ke perpustakaan terutama perpustakaan nasional,” jelasnya.

Terkait masalah anggaran perpustakaan, Syamsul Bachri mengatakan memang belum begitu merasa bergembira dengan hasil-hasil yang dicapai oleh perpustakaan kita secara nasional, baik di pusat maupun di daerah.

Dia menambahkan, Komisi X DPR RI selalu mendukung anggaran perpustakaan ditingkatkan, tapi kadang-kadang perencanaan anggaran yang diusulkan oleh perpustakaan itu kelihatannya tidak terlalu menggembirakan, artinya tidak terlalu besar anggarannya. Sehingga lobby mereka kepada Bappenas, kementerian keuangan itu selalu mentok. “Jadi ketika mereka mengusulkan RKA-K/L dari perpustakaan nasional itu ya begitu-begitu saja, tidak ada peningkatan yang signifikan,” tukasnya.

Anggota Komisi X DPR RI setiap rapat selalu memberi saran dan usul untuk memberi motivasi, semangat kepada perpustakaan nasional untuk bisa mengambil langkah-langkah strategis agar perpustakaan nasional kita ini menjadi kebanggaan, bisa menjadi icon nasional.

Oleh karena itu, kata Syamsul, pemerintah dan DPR RI harus sepaham bahwa perpustakaan ini penting dan perpustakaan ini ingin kita jadikan semacam icon nasional. Seperti kalau kita berkunjung ke luar negeri dimana kita lihat perpustakaannya cukup membanggakan dan dikunjungi oleh masyarakat dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, perpustakaan menarik sekaligus menjadi tempat menarik untuk dikunjungi.

Politisi Partai Golkar ini berharap di provinsi maupun kabupaten perpustakaan ada tempat-tempat yang menarik, ada café , ada tempat orang-orang berkumpul dan bisa melihat-lihat keperpustakaan.

“Jadi yang paling pokok adalah perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk memberi dukungan yang memadai kepada perpustakaan. Antara lain, anggaran yang cukup untuk memperbaiki suasana perpustakaan, pengadaan buku yang memadai. Tentunya buku-buku terbitan terbaru selalu muncul di perpustakaan,” ungkapnya.

Oleh karena dia minta kepada pemda memberikan perhatian, dan menempatkan tenaga-tenaga yang professional. Jangan ada kesan perpustakaan adalah tempat pejabat yang tidak disukai, pejabat-pejabat yang dibuang, pejabat-pejabat yang tidak produktif. Kalau itu, ujar Syamsul,  yang terjadi tentu memang perpustakaan kita akan menjadi sesuatu yang tidak menarik.

Kunjungan Spesifik Panja Pengembangan Perpustakaan Komisi X DPR RI terdiri atas 9 orang dipimpin Asman Abnur (F-PAN) dan sejumlah anggota lintas fraksi yakni Muslim dari F-PD); Syamsul Bachri dan Oelfah AS Harmanto dari F-PG; Irsal Yunus dari F-PDI Perjuangan; Herlini Amran dari F-PKS; Hisyam Alie dari F-PPP; Abdul Kadir Karding dari F-PKB; dan Muchtar Amma dari F-Partai Hanura.(iw)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...