Komisi VIII Berharap Perbedaan Awal Puasa Jangan Menjadi Perselisihan
Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mengalami perbedaan dalam penetapan awal Ramadan, menurut Anggota Komisi VIII DPR RI, Yunus Roichan hal tersebut adalah hal yang wajar. Namun Yunus meminta agar perbedaan tersebut tidak dijadikan alasan untuk berselisih atau bermusuhan.
“Perbedaan adalah hal yang wajar di era demokrasi ini, termasuk dengan penentuan awal puasa. Tentu mereka memiliki dalil masing-masing dalam menetapkan awal puasa, hal itu sesuai keyakinan masing-masing. Namun hendaknya hal itu tidak dijadikan alasan bagi kita untuk berselisih atau bermusuhan,” kata Yunus dalam wawancara dengan Parlementaria baru-baru ini di Jakarta.
Ditambahkan Yunus, meski demikian Kementerian Agama sebagai sebuah institusi pemerintah yang secara resmi memiliki wewenang menentukan awal Ramadan harus mengajak semua ormas Islam untuk duduk bersama dalam sidang isbat.
“Kemenag pasti sudah menyebarkan petugasnya ke beberapa wilayah untuk melihat hilal sehingga bisa ditetapkan awal Ramadan. Dan jika dalam sidang isbat sudah diputuskan kapan awal Ramadannya, hendaknya hal itu langsung disiarkan kepada masyarakat luas,alias jangan ditunda-tunda,”tambah Kyai sekaligus politisi dari Fraksi Demokrat ini.
Seperti diketahui,Pengurus Pusat Muhammadiyah secara resmi menetapkan awal Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada Selasa 9 Juli 2013. Penetapan itu berdasarkan hisab 'hakiki wujudul hilal' dan hasil musyawarah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) memprediksi awal Ramadan akan jatuh pada Rabu 10 Juli 2013. Namun untuk kepastiannya masih menunggu hasil rukyat yang akan digelar pada Senin (8/7).
Sementara itu Kementerian Agama, seperti yang dilansir dari berbagai media massa nasional, Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa hari ini (Senin 8/7) pihak Kemenag akan menggelar sidang Isbat untuk menentukanawal Ramadan tahun ini.
Dalam sidang tersebut,Kemenag juga akan mengundang berbagai Ormas Islam Seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), NU, serta Muhammadiyah meski sudah menentukan awal Ramadan. Selain itu,dalam sidang Isbat ini juga akan dihadiri perwakilan negara-negara sahabat, serta para ahli astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang akan mempresentasikan posisi bulan dari seluruh Indonesia.(Ayu) foto:ry/parle