TB Hasanuddin Tekankan Komitmen Pendidikan dan Profesionalisme Prajurit TNI

Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin saat kunjungan kerja spesifik Komisi I DPR RI ke Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Kodiklat) TNI di Jawa Barat, Rabu (27/8/2025). Foto : Nap/Andri
PARLEMENTARIA, Bandung - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menegaskan pentingnya keseriusan negara dalam menyiapkan dan mengembangkan kemampuan prajurit TNI agar tetap profesional serta adaptif terhadap dinamika ancaman pertahanan di masa depan. Hal ini disampaikan Hasanuddin saat kunjungan kerja spesifik Komisi I DPR RI ke Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Kodiklat) TNI di Jawa Barat, Rabu (27/8/2025).
Hasanuddin menilai Kodiklat TNI memiliki peran strategis sebagai "dapur utama" dalam melahirkan prajurit profesional. Karena itu, menurutnya, keberadaan Kodiklat tidak boleh dipandang sekadar lembaga pendidikan militer, melainkan sebagai pilar penting yang menentukan kualitas TNI secara keseluruhan.
“Perlulah Kesiapan dan keseriusan kita ya Kodiklat, Serius benar-benar menyiapkan dan mengisi prajurit itu. Saya sepakat dengan paparan Komandan, Ini produknya para prajurit di lapangan itu ya Istilahnya itu yang mampu melaksanakan tugas atau tidak ya,” ujarnya.
Hasanuddin juga menekankan bahwa kesiapan TNI tidak hanya ditentukan oleh kurikulum pendidikan, tetapi juga didukung oleh ketersediaan anggaran, kelengkapan peralatan latihan, hingga sistem pembinaan yang berkelanjutan. Ia mengingatkan, pemotongan anggaran pertahanan dapat berdampak langsung pada kualitas pembinaan prajurit, yang akhirnya melemahkan daya tempur TNI.
Di sisi lain, mantan perwira tinggi TNI itu menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi modern dalam mendukung sistem pertahanan. Namun, ia tetap menegaskan bahwa sehebat apa pun teknologi tidak akan berarti tanpa kesiapan personel di lapangan.
“Mau pake drone seperti apa Perang Iran dan Israel, seperti apapun teknologi digunakan, perang belum selesai kalau belum ditancapkan bendera di wilayah lawan. Jadi teknologi penting, tapi ujungnya tetap pada kemampuan prajurit,” tegasnya.
Selain itu, Hasanuddin juga mengingatkan agar TNI tidak kehilangan fokus pada tugas pokoknya sebagai kekuatan tempur. Ia mengakui adanya berbagai tugas tambahan yang kerap dibebankan kepada TNI, namun menurutnya, tugas utama TNI harus tetap dijaga.
“Kita jangan terlalu menonjolkan ini untuk nanti pertanian, itu tugas tambahan. Ada tupok, lalu tugas tambahan, dan tugas yang lainnya tapi tetap saja Ini tugas tempur dalam menghadapi ancaman yang sangat siginifikan ke depan. Jadi jangan diputar oh ini untuk nanti nyangkul, ini untuk nanti tanam jagung, engga. Tetap tentara dan disini tetap dilatih seperti prajurit profesional” tegasnya. (nap/aha)