Hendry Munief Minta TVRI dan RRI Aktif Luruskan Bias Informasi Asal Usul Lomba Pacu Jalur

Anggota Komisi VII DPR RI, Hendry Munief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Utama LPP TVRI, RRI, dan LKBN Antara, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025). Foto : Farhan/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Hendry Munief, meminta agar Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dan RRI turut aktif memberikan dukungan pemberitaan terhadap perlombaan tradisional Pacu Jalur yang saat ini tengah viral di media sosial. Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Utama LPP TVRI, RRI, dan LKBN Antara, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Menurut Hendry, fenomena Pacu Jalur yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, saat ini tengah mengalami bias informasi di ruang publik. Beberapa unggahan di media sosial bahkan menyebut perlombaan ini berasal dari Malaysia atau Thailand. Karena itu, ia menekankan pentingnya peran media nasional untuk meluruskan informasi tersebut.
“Pacu Jalur ini sedang viral, tapi ada yang klaim berasal dari Malaysia atau Thailand. Padahal ini jelas-jelas dari Indonesia, dari Riau, tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi. TVRI, RRI, dan Antara harus hadir memberikan informasi yang benar kepada publik,” tegas Hendry di hadapan para mitra kerja Komisi VII DPR RI.
Hendry menjelaskan bahwa tradisi Pacu Jalur merupakan perlombaan perahu atau kano yang terbuat dari kayu gelondongan utuh, dan telah menjadi tradisi masyarakat Rantau Kuantan sejak lama. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap lomba ini terus meningkat, termasuk melalui insentif dan dukungan dari pemerintah daerah.
“Empat tahun terakhir ini Bupati setempat memberi perhatian serius. Dulu hanya ada 30–40 pertandingan, sekarang jumlahnya sudah lebih dari 170 pertandingan. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat luar biasa,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.
Ia menambahkan, seleksi peserta Pacu Jalur saat ini tengah berlangsung di tingkat kecamatan dan terus menyedot perhatian pengunjung. Oleh karena itu, menurut Hendry, perlombaan ini bukan hanya bagian dari warisan budaya, tetapi juga potensi besar dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang perlu mendapat sorotan media nasional.
“Kita tidak ingin warisan budaya ini diklaim pihak luar. TVRI dan RRI punya peran strategis untuk memperkuat narasi kebangsaan lewat penyiaran. Ini penting agar publik, termasuk dunia internasional, tahu bahwa Pacu Jalur adalah milik Indonesia,” pungkasnya. (rdn)