Capai Target Nol Kematian Tahun 2030, Komisi IX Desak Strategi Komprehensif Atasi DBD

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto dalam diskusi publik tingkat atas Kaukus Kesehatan DPR RI demgan Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025). Foto : Geraldi/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IX DPR RI mendukung penuh pembentukan Presidium Kaukus Kesehatan dan peluncuran forum Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR), yang diselenggarakan di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025). Perlu diketahui, agenda ini menjadi bagian dari momentum krusial guna memperkuat sinergi lintas sektor dalam mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kian mengkhawatirkan di Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, dalam sambutannya menekankan Indonesia saat ini masih menghadapi situasi darurat dengue. “Tahun 2024, terdapat 1.018 kematian akibat DBD di Indonesia. Angka ini merupakan bagian dari total 247 ribu kasus. Ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan isu keadilan kesehatan dan kesenjangan layanan yang harus segera ditangani secara menyeluruh,” ujar Edy.
Lebih lanjut, dirimya mengapresiasi dua langkah strategis yang diambil dalam forum tersebut. Pertama, pembentukan Presidium Kaukus Kesehatan sebagai wadah advokasi lintas fraksi dan komisi dalam mengarusutamakan isu kesehatan; Kedua, penguatan platform kolaborasi multipihak melalui KOBAR, yang mempertemukan parlemen, pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam satu gerakan terpadu.
Ia juga menyoroti data yang mencatat bahwa Indonesia memiliki angka kasus DBD tertinggi di Asia sehingga menghadapi tantangan ini tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja. “Fakta ini menegaskan bahwa penanganan DBD memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan peningkatan infrastruktur, sistem surveilans, edukasi masyarakat, hingga pemanfaatan teknologi dan vaksinasi,” kata Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Komisi IX DPR RI, lanjutnya, siap menjadi penghubung antara suara rakyat dan pengambilan keputusan yang berpihak pada kesehatan masyarakat. Tidak hanya itu saja, ia menekankan pentingnya dukungan anggaran untuk memperkuat langkah promotif, preventif, serta perluasan vaksinasi dan inovasi teknologi seperti penggunaan bakteri Wolbachia dalam pengendalian vektor.
Selain itu, Edy juga mendesak agar revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021–2025 segera diselesaikan dan ditingkatkan status hukumnya agar implementasinya lebih kuat dan merata. “Kami berharap strategi ini benar-benar mencerminkan semangat kolaborasi dan keberanian mengadopsi pendekatan baru,” tegasnya.
Menutup pernyataan, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk tidak lagi bekerja secara terpisah. “Melalui forum ini, mari kita lahirkan agenda kolektif dan aksi nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat. Ini adalah komitmen kita terhadap target nol kematian akibat dengue pada 2030,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu.
Sebagai informasi yang dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kemenkes dan KOBAR Lawan Dengue berupaya mewujudkan target yang telah ditetapkan WHO, yaitu nol kematian akibat dengue pada 2030. Saat ini, koalisi telah memulai pertemuan dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi permasalahan utama terkait penanganan dengue di Indonesia, serta merumuskan rencana program yang tepat.
Sebelumnya, WHO telah menetapkan tujuan eliminasi atau nol kematian akibat dengue pada 2030. Selanjutnya, Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kemenkes RI telah meluncurkan KOBAR Lawan Dengue pada September 2023 sebagai platform untuk upaya bersama untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut di Indonesia. (um/rdn)