Parlemen Indonesia-Chile Bicara Kerja Sama Proses Aksesi OECD dan Perdagangan IC-CEPA

Ketua Delegasi, Mohammad Husein Fadlulloh, bersama delegasi BKSAP saat melakukan Kunjungan Diplomasi ke Parlemen Chile di Valparaiso, Kamis (23/4/2025). Foto: Ist/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menghelat Kunjungan Diplomasi ke Parlemen Chile yang dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI sekaligus Ketua Delegasi, Mohammad Husein Fadlulloh. Sementara turut serta dalam kunjungan kerja adalah Ketua BKSAP Mardani Ali Sera, Wakil Ketua BKSAP Irine Yusiana Roba, serta Wakil Ketua BKSAP Bramantyo Suwondo.
Delegasi BKSAP DPR RI diterima Kelompok Persahabatan Chile-Indonesia di Kompleks Parlemen Chile (Camara de Diputados) di Valparaiso, Kamis (23/4/2025). Kunjungan Diplomasi ke Chile ini merupakan bagian dari upaya BKSAP DPR RI untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Chile, khususnya dalam bidang diplomasi parlemen.
Kedua parlemen memiliki Grup Kerja Sama Bilateral (parliamentary friendship group) di masing-masing pihak. Hal ini menandakan relasi dan hubungan kerja sama yang erat di antara kedua negara yang dipertahankan dan tingkatkan di masa mendatang.
“Pertemuan antara delegasi BKSAP DPR RI dan Kelompok Persahabatan Chile-Indonesia membicarakan proses aksesi OECD. Indonesia telah secara resmi mendaftarkan aksesi untuk menjadi anggota penuh OECD,” ujar Husein dalam keterangan tertulis kepada Parlementaria, di Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Delegasi BKSAP bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan Chile dalam proses aksesi ke OECD. Diketahui, Chile menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada tahun 2010, menjadikannya negara pertama dari Amerika Selatan yang bergabung dengan organisasi ini. Proses aksesi Chile ke OECD melibatkan berbagai reformasi penting di bidang kebijakan ekonomi, anti-korupsi, dan investasi asing.
Proses aksesi (bergabung) ke OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) melibatkan beberapa tahap, termasuk diskusi, penyusunan peta jalan, evaluasi, dan persetujuan dari Dewan OECD. Proses ini dimulai dengan permintaan formal dari negara yang ingin bergabung, dan dilanjutkan dengan evaluasi terhadap kemampuan dan kesiapan negara tersebut. Setelah evaluasi, Dewan OECD akan memutuskan apakah akan membuka diskusi aksesi dan menetapkan peta jalan yang mencakup persyaratan dan ketentuan.
“Chile sendiri mendukung penuh proses aksesi Indonesia ke OECD,” ujar Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Kedua delegasi juga menggarisbawahi mengenai peran penting parlemen dalam proses aksesi OECD. Parlemen berperan penting dalam menggalang dukungan politik yang memberikan mandat kepada pemerintah untuk menjalankan proses aksesi. Parlemen juga berperan penting dalam merumuskan dan meratifikasi regulasi yang sejalan dengan standar OECD serta mengawasi pelaksanaan implementasi reformasi seperti yang disyaratkan OECD.
Selain hal di atas, kedua delegasi juga membicarakan peluang kedua negara dapat bekerja sama lebih erat dalam kerangka IC-CEPA. Kedua parlemen mendorong peningkatan potensi perdagangan dan kemitraan ekonomi kedua negara pasca implementasi IC–CEPA pada 2019.
“Bagi Indonesia, Chile merupakan mitra strategis di Kawasan Amerika Latin, karena IC-CEPA juga merupakan kerja sama perdagangan bebas pertama Indonesia di Amerika Latin. Kedua pihak melihat kemungkinan yang tinggi untuk menjadikan Chile sebagai salah satu pintu masuk atau hub bagi komoditas ekspor Indonesia ke Kawasan Amerika Latin, misalnya melalui pelabuhan Valparaiso dan begitu pula sebaliknya Indonesia dapat menjadi hub produk Chile ke Kawasan Asia Tenggara,” jelas Anggota Komisi VI DPR RI ini
Kunjungan Diplomasi BKSAP DPR ini juga sebagai dukungan bagi Pemerintah RI yang berkomitmen terus mendorong produk Indonesia masuk ke pasar nontradisional, salah satunya kawasan Amerika Selatan. Cile memiliki posisi strategis di antara negara-negara Amerika Selatan lainnya karena dapat menjadi akses masuk bagi produk Indonesia ke kawasan wilayah Amerika Selatan. (rdn)