Aksi Buang-Buang Susu, Firman Soebagyo: Diduga terkait Over Produksi di Selandia Baru dan Australia

22-11-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo saat mengikuti pertemuan Tim Komisi IV DPR RI di KUD Mojosongi, Boyolali, Jawa Tengah. Foto: Ridwan/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menyoroti persoalan aksi buang-buang susu yang terjadi oleh para peternak sapi lokal di Boyolali, Jawa Tengah, baru-baru ini. Ia menduga, bahwa aksi tersebut terjadi lantaran adanya aksi dari para oligarki importir karena adanya program Makan Bergizi Gratis, ditambah adanya kelebihan (over) produksi susu di negara Selandia Baru dan Australia. 

 

“Australia dan Selandia Baru itu saya monitor sedang ada over produksi (susu) sehingga mau tidak mau masuk ke Indonesia. Karena pernah ada (contoh) satu kejadian, ketika pengrajin tahu dan tempe buang-buang kedelai sekian puluh ton, saya katakan mustahil. Yang namanya pengrajin tahu dan tempe itu untuk mencari modalnya aja susah, kok sampai buang-buang. Ternyata yang membuang-buang itu adalah pengepul perpanjangan tangan dari kaum oligarki,” jelas Firman Soebagyo saat pertemuan Tim Komisi IV DPR RI di KUD Mojosongi, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2024).

 

Oleh karena itu, persoalan hulu ke hilir persusuan ini harus diatur dengan benar. Sebab, secara waktu, kualitas susu ini rentan rusak. Ia menegaskan Pemerintah harus susu kebijakan izin agar industri susu itu harus diletakkan pada produsen susu, sehingga proses produksi tidak telampau lama. “Pagi diperas sore bisa masuk. Nah ini masalah teknis produksi,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

 

Di sisi lain, dengan adanya aksi buang-buang susu di beberapa daerah ini, akan mendorong Komisi IV untuk segera membahas revisi UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan yang telah masuk Prioritas Prolegnas 2025. Revisi UU tersebut, menurut Ketua Panja Revisi UU Pangan di periode lalu itu, kelemahannya adalah karena belum menyentuh pada jenis-jenis produk pangan apa saja. Pangan masih dimaknai sebatas beras, jagung, kedelai, dan sebagainya.

 

“Kita lupa bahwa kebutuhan kita juga ada susu,” pungkasnya. (rdn)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...