Potensi Kreatif Nasional, Novita Hardini Dorong Peningkatan Nilai Ekonomi Budaya Lokal

19-11-2024 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini dalam Rapat Kerja Komisi VII dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Widiyanti Putri, di Ruang Rapat Kerja Komisi VII, Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024). Foto : Geraldi/Andri

PARLEMENTARIA, Jakarta - Dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Novita Hardini mengajak seluruh peserta untuk merefleksikan pentingnya pengelolaan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Ia menyampaikan apresiasi terhadap paparan Menteri Widiyanti Putri yang menurutnya tidak hanya menyajikan visual yang menarik, tetapi juga substansi yang kuat. 

 

Novita kemudian menyoroti potensi ekonomi kreatif di Bali sebagai salah satu contoh daerah yang kaya akan budaya dan seni. Ia menggarisbawahi fenomena ekonomi kreatif modern, seperti konser musik internasional yang mampu menjual tiket hingga jutaan rupiah, namun mengkritisi rendahnya apresiasi terhadap seni dan budaya lokal. 

 

“Kita melihat, budaya lokal seperti pertunjukan Reog atau kesenian tradisional lainnya masih dihargai dengan 'seikhlasnya', bahkan sering kali hanya dengan membuka wadah uang koin. Padahal, itu adalah warisan budaya yang sangat berharga dan memiliki nilai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang mahal,” ujar Novita dalam rapat kerja Komisi VII, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024). 

 

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini pun menyoroti perlunya upaya strategis untuk meningkatkan nilai ekonomi seni dan budaya lokal agar mampu bersaing dengan seni modern. Menurutnya, kesenian tradisional tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga berpotensi besar sebagai sumber Pendapatan Domestik Bruto (PDB) jika dikelola dengan baik. 

 

“Banyak orang bersedia membayar mahal untuk konser band internasional seperti Blackpink atau Bruno Mars. Bahkan untuk band lokal, di mana harga tiketnya bisa mencapai jutaan rupiah itu selalu habis terjual (sold out). Namun, mengapa budaya kita sendiri, yang kaya akan nilai historis dan seni, tidak dapat dihargai setara?” tambahnya. 

 

Legislator Dapil Jawa Timur 7 itu berharap Kementerian Ekonomi Kreatif dapat mendorong strategi pemasaran, pengelolaan HKI, dan edukasi kepada masyarakat. “Budaya lokal harus menjadi bagian dari ekonomi kreatif nasional yang tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan sebagai sumber penghasilan yang signifikan, sekaligus membawa kebanggaan bagi bangsa ini,” tutup legislator dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut. (bia/rdn)

BERITA TERKAIT
Komisi VII Minta Pemerintah Perluas Keterlibatan UMKM dalam Program MBG
08-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, mendorong pemerintah untuk memperluas keterlibatan pelaku Usaha Mikro, Kecil,...
Komisi VII Dorong Skema Royalti Lagu Diatur Ulang
07-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty menyoroti pentingnya perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) namun...
Khawatir Status UNESCO Dicabut, Kaji Ulang Izin Resort di TN Komodo
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty meminta Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk mengkaji ulang pemberian Izin...
Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Industri Harus Jadi Lokomotif Pemerataan
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Ilham Permana, menyampaikan apresiasi atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen...