Rendahnya Budaya Literasi dan Kurangnya Tenaga Pustakawan di Kabupaten Serang Jadi Perhatian Khusus

18-04-2023 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin Husin saat bertukar cenderamata usai memimpin pertemuan di Balai Pertemuan Kantor Bupati Kabupaten Serang, Jumat (14/4/2023). Foto: Runi/nr

 

Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin Husin menilai rendahnya budaya literasi dan kurangnya tenaga pustakawan di Kabupaten Serang menjadi perhatian khusus. Djohar menjelaskan rendahnya literasi karena persediaan buku terbatas dan petugas pustakawanya yang sangat minim sekali. Bahkan, ada satu sekolah sampai tidak memiliki tenaga pustakawan.

 

"Dengan demikian sejumlah persoalan tersebut harus ada jalan keluar seperti ahli pustakawan perlu diperhatikan statusnya kepegawaiannya bisa dilakukan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun pegawai khusus,” ujar Djohar selaku Ketua Tim Kunker Reses Komisi X dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Kabupaten Serang Pandji Tirtayasa, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang dan pejabat terkait lainnya, di Balai Pertemuan Kantor Bupati Kabupaten Serang, Jumat (14/4/2023).

 

Di sisi lain, rendahnya literasi disebabkan karena kurangnya minat baca murid-murid di sekolah. Hal itu lantaran tugas-tugas sekolah lebih memberikan penekanan pada tugas berhitung dibandingkan tugas membaca. Sehingga, hal ini mengakibatkan budaya literasi atau pun kegemaran membaca menjadi rendah.

 

"Perlu adanya perubahan, bagaimana meningkatkan budaya literasi di seluruh daerah, dan di seluruh Indonesia dapat meningkat, faktor -faktornya perlu adanya peran semua pihak-pihak terkait bagaimana mendorong siswa untuk mau membaca, sehingga lama-lama gemar membaca,” jelas Politisi Fraksi Partai Gerindra itu.

 

Di kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah Amaliah mengatakan pustakawan adalah salah satu sumber belajar. Untuk itu, pustakawan bagian dari alat agar bagaimana menghidupkan sumber belajar tersebut.

 

"Jangan pernah mengabaikan pustakawan. Mari kita bersama-sama meningkatkan jumlahnya agar mereka bisa membantu untuk meningkatkan literasi anak-anak. Jarena sesungguhnya literasi itu penting, meskipun sumbernya bukan satu-satunya dari perpustakaan harus mulai dari rumah, sekolah, lingkungan dan tentu ada pusat sumber belajar yaitu perpustakaan,” jelas Politisi PKS itu.

 

Ledia pun mengajak agar mari bersama menguatkan pustakawan di Indonesia agar literasi menjadi semakin maju. “Dengan meningkatnya budaya gemar membaca akan membuka wawasan serta pengetahuan yang luas,” tutup Ledia. (rni/rdn)

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...