Legislator Pertanyakan Keberhasilan Program Indonesia Pintar

10-11-2022 / KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pariera saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbud dan Ristek Nadiem Makarim di Ruang Rapat Komisi X DPR RI. Foto: Vidhy/nr

 

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pariera mempertanyakan keberhasilan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah. Adapun sebelumnya ia mengapresiasi apa yang dipaparkan oleh Menteri Pendidikan, Budaya dan Ristek Mendikbud ristek) terkait program-program yang dibentuknya, termasuk pencapaian yang telah diraihnya, dan apa yang belum tercapainya. 

 

"Namun jika bicara tentang pencapaian, maka kita harus melihat lebih detil lagi, seperti ukuran keberhasilan dari sebuah program,” ujar Andreas saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbud dan Ristek Nadiem Makarim di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini mencontohkan PIP (program Indonesia pintar) yang selama ini dinilai sangat baik. 

 

Maka itu ia mempertanyakan apakah program ini berhasil atau tidak, maka harus dilihat dari ukurannya di lapangan. Terutama yang berkaitan dengan angka putus sekolah. Karena sejatinya, PIP muncul ditujukan untuk mengurangi angka putus sekolah di daerah. Apakah tujuan PIP itu sudah tercapai, ssbab Andreas melihat angka putus sekolah terutama di daerahnya masih tinggi. Bahkan tidak sedikit putus sekolah karena hal sederhana, seperti soal ketiadaan seragam, soal sep. Dan semua itu menurutnya terkait dengan ketepatan sasaran akan program tersebut.

 

“Di tempat saya, banyak yang tidak tahu ada PIP. Mereka, (terutama orangtua) baru tahu ada PIP, ketika kami membagikan PIP aspirasi anggota DPR. Bagian yang reguler ini banyak sekali yang tidak tahu. Ini juga menyangkut transparansi, berkaitan erat juga dengan operator sekolah, bagaimana operator sekolah mengisi data tadi. Banyak sekali operator di daerah yang bekerja untuk banyak sekolah. Jadi tidak jarang penginputan datanya tidak tepat. Hal seperti ini juga kerap terjadi dengan KIP (Kartu Indonesia Pintar) kuliah. Apakah program itu tepat sasaran,” papar Andreas. (ayu/aha) 

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...