Indonesia Akan Ekspor Beras, Edward Tannur Ingatkan Penuhi Kebutuhan Nasional

13-06-2022 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Edward Tannur dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2022). Foto: Arief/Man

 

Anggota Komisi IV DPR RI Edward Tannur menyoroti rencana Indonesia yang akan melakukan ekspor beras ke negara China. Mengingat keadaan dunia saat ini sedang terjadi krisis pangan, Ia pun meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengamankan kebutuhan nasional saja terlebih dulu sebelum melakukan ekspor.

 

“Di media kita dengar bahwa Indonesia punya rencana mau ekspor beras ke Cina, saya dalam hati saya pikir, Cina itu tidak kurang beras. Dia punya satu hektar saja, bisa produksi padi itu 12 ton. Kita hanya 5 ton saja, sombong juga kita ini. Jangan, kita amankan saja dulu kita punya kebutuhan nasional,” ujar Edward dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2022).

 

Keadaan dunia saat ini terjadi krisis pangan, bahkan banyak negara-negara penghasil pangan terkemuka sudah mulai menghentikan ekspor pangannya keluar. Karena mereka melihat keadaan krisis pangan yang saat ini terjadi akan berlanjut karena terjadi anomali iklim. Hal ini menyebabkan tidak ada kepastian mengenai produksi pangan.

 

“Kita boleh merasa yakin, tapi yakin itu harus diikuti dengan kenyataan. Kalau hanya teori, bisa saja orang berteori produksi pangan padi 54 juta ton, 100 juta ton juga bisa. Tapi diliat dari kesiapan kita dilapangan dan kelengkapan alat-alat pertanian, pupuk, dan lain-lain sebagainya faktor-faktor yang turut mempengaruhi produksi pangan,” ucap Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

 

Edward pun meminta Mentan Syahrul untuk melakukan koordinasi dengan bulog terkait stabilisasi pangan. “Jadi, tolonglah Pak Menteri koordinasi dengan bulog, yang stabilisasi pangan ini. Tolonglah dikoordinasi baik-baik, sehingga kita tidak menciptakan permasalahan baru yang timbul di dalam masyarakat,” tegasnya.

 

Di sisi lain, lanjutnya, terkait stabilisasi harga pasca panen saat ini harga beras masih di atas Rp10 ribu sementara harga gabahnya di bawah Rp4 ribu. Hal ini dinilai perlu ditindak lanjuti dan antisipasi. “Karena tujuan semua mau jual beras, mau ekspor beras, tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Kalau rakyat tidak sejahtera, untuk apa kita jual-jual keluar? Hanya masalah gengsi saja kan percuma. Tujuan kita bernegara itu mensejahterakan rakyat dan seluruh tumpah darh Indonesia ini. Jadi kebijakan itu jangan bersifat insidentil, harus bersifat menyeluruh dan berkesinambungan,” tutup legislator dapil Nusa Tenggara Timur II itu. (gal/sf)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...